Bila anda mengalami problem karena air di rumah anda tidak terlalu jernih atau sedikit keruh, anda dapat menggunakan cara penyimpanan air untuk mendapatkan air bersih. Lain halnya bila air di rumah anda keruh, kotor atau berbau. Sebenarnya ada berbagai cara sederhana untuk menjernihkan air. Anda dapat menggunakan bahan kimia seperti “AGS” dan tawas, bahan alami seperti biji kelor ataupun dengan membuat saringan.
Saya sendiri pernah mengalami problem mendapatkan air bersih tersebut, maklum rumah saya dekat sungai dan bekas sawah jadi warna air sumur saya sering berubah warna mulai dari jernih, keruh, kuning bahkan bila musim kemarau bias sampai berwarna hitam dan berbau.
Ada banyak pilihan cara untuk mengatasi hal tersebut. Untuk penggunaan AGS, semakin parah air yang ada maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan kotoran. Tawas dapat menggerus dinding sumur, sedangkan biji kelor susah dicari, pilihan saya akhirnya jatuh pada membuat saringan yang dapat menjernihkan air tanpa menggunakan bahan kimia.
Setelah melakukan observasi, tanya sana-sini, surfing sana sini, ternyata selama air tersebut tidak mengandung limbah kimia berbahaya kita masih dapat mengatasinya dengan menggunakan saringan / penjernih air yang banyak dijual di pinggir-pinggir jalan atau pun menggunakan saringan air bermerk seperti halnya yang dipakai oleh depo pengisian air minum isi ulang atau mungkin dengan membuat sendiri saringan air sederhana.
Untuk pembuat saringan air sederhana anda dapat menggunakan cadas, tanah liat, bambu dan arang aktif, ataupun saringan ijuk+pasir+dst. Untuk cadas dan tanah liat, bagus sih tapi dengan cara pembuatannya yang susah dan debit air hasil penyaringan yang kecil, saringan ini bukan pilihan utama bagi saya. Selanjutnya saringan bambu, walaupun bambu mudah didapat, tetapi butuh keahlian khusus untuk bekerja dengan bambu.
Pilihan terakhir adalah membuat saringan ijuk+pasir+dst. Cara membuat saringan ini cukup mudah. Saringan dimulai dengan membuat lapisan pasir, ijuk, arang aktif, pasir dan batu. Hasilnya…SERRR…air yang tadinya keruh, kuning atau bahkan hitam+bau sekalipun akan menjadi jernih dan tanpa bau setelah melewati saringan ini.
Untuk tempat saringan anda dapat menggunakan tong, drum, ember, ataupun sambungan kaleng / sambungan botol plastik. Sedangkan ukuran lapisan saringan anda dapat sesuaikan dengan masalah yang anda hadapi. Saringan yang saya buat menggunakan 25 cm untuk ijuk dan arang aktif / arang batok kelapanya. Sebab salah satu kegunaan arang adalah untuk mengurangi/menghilangkan bau. Bila masalah yang anda hadapi cukup berat, anda dapat mencoba dengan menambahkan satu buah lapisan batu zeolit.
Hal yang perlu anda ketahui bahwa setelah saringan dibuat, air yang dihasilkan awalnya tidak terlalu jernih, tetapi lama kelamaan air yang keluar akan menjadi jernih (pada saringan yang saya buat membutuhkan waktu ± 10 menit). Selain itu, aturlah debit air yang masuk tangki saringan (keluaran dari tangki pengendapan) agar tidak lebih besar dari debit air yang keluar dari saringan (air bersih). Caranya ?? Saya menggunakan trial and error.. :)
Selamat mencoba…
Kamis, 28 Oktober 2010
Kamis, 14 Oktober 2010
Minuman Soda Memicu Kelahiran Prematur?
Saat hamil, kita pasti diberi sejumlah daftar makanan yang harus dipantang. Yang paling populer (untuk dilarang) pastilah durian, nenas, makanan pedas, kopi, minuman bersoda, juga daging kambing. Ada pula yang mengatakan, konsumsi kopi atau teh masih diperbolehkan asalkan dibatasi.
Namun, penemuan terbaru mungkin akan mengubah rekomendasi mengenai berapa banyak minuman tersebut, khususnya soda, yang boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Menurut studi yang melibatkan 60.000 ibu hamil di Denmark, mengonsumsi soft drink yang mengandung pemanis buatan dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur. Penemuan ini didapatkan setelah mengamati pola makan ibu hamil sejak usia kehamilan 25 minggu. Dari pengamatan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa 5 persen perempuan harus menjalani persalinan prematur pada usia kehamilan 37 minggu, bahkan bisa lebih awal.
Uraian mengenai ibu hamil yang melahirkan lebih cepat dan berapa banyak diet soda yang mereka konsumsi tampaknya cukup mengejutkan. Jika ibu hamil tersebut minum satu minuman bersoda dengan pemanis buatan dalam sehari, kecenderungan persalinan prematur akan terjadi sebesar 38 persen daripada mereka yang tidak meminum diet soda sama sekali selama kehamilan. Sementara itu, mereka yang minum empat diet soda atau lebih dalam sehari kecenderungan melahirkan bayi prematur meningkat jadi 80 persen.
Fakta ini cukup mengkhawatirkan, tetapi penelitian ini juga dipandang sedikit kontroversial. Bayangkan bila satu (atau empat) konsumsi minuman berkola setiap hari ternyata bisa memengaruhi peluang bayi di dalam kandungan untuk berkembang sepenuhnya. Sebagian menyatakan bahwa penemuan ini masih perlu penelitian lebih lanjut, mengenai bagaimana faktor-faktor obesitas berkaitan dengan konsumsi soda tersebut selama kehamilan. Kemudian, bagaimana perbandingannya dengan risiko yang lebih umum dalam melahirkan bayi prematur.
Nah, menurut para peneliti dari studi ini, pemanisnyalah yang perlu disalahkan, bukan sodanya. Ada bukti tidak langsung yang menghubungkan aspartam (kandungan dalam pemanis buatan) dengan kelahiran prematur pada binatang. Peneliti juga tidak menyebutkan merek pemanis tertentu dan sepakat bahwa mungkin ada faktor-faktor lain yang memengaruhi.
Sekadar informasi, dalam label kemasan makanan atau minuman, pemanis buatan punya nama lain, seperti saccharin, sucralose, acesulfame K, dan aspartame. Sumber lain, meskipun belum didukung bukti ilmiah, mengatakan bahwa aspartam bisa meningkatkan risiko kanker, juga gejala alzheimer, lupus, multiple sclerosis, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Food and Drug Administration (FDA) juga menyatakan bahwa orang yang sensitif dengan senyawa dalam aspartam juga akan mengalami sakit kepala dan kelelahan jika mengonsumsinya.
Meskipun ada hal-hal yang belum terbukti secara ilmiah, tidak ada salahnya ibu hamil mempertimbangkan hasil penelitian ini. Akan lebih baik apabila Anda berkonsultasi langsung dengan dokter, bagaimana bahan-bahan di dalam minuman soda yang membuatnya terasa manis itu bisa memengaruhi kesehatan janin dan kesehatan Anda.
Namun, penemuan terbaru mungkin akan mengubah rekomendasi mengenai berapa banyak minuman tersebut, khususnya soda, yang boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Menurut studi yang melibatkan 60.000 ibu hamil di Denmark, mengonsumsi soft drink yang mengandung pemanis buatan dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur. Penemuan ini didapatkan setelah mengamati pola makan ibu hamil sejak usia kehamilan 25 minggu. Dari pengamatan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa 5 persen perempuan harus menjalani persalinan prematur pada usia kehamilan 37 minggu, bahkan bisa lebih awal.
Uraian mengenai ibu hamil yang melahirkan lebih cepat dan berapa banyak diet soda yang mereka konsumsi tampaknya cukup mengejutkan. Jika ibu hamil tersebut minum satu minuman bersoda dengan pemanis buatan dalam sehari, kecenderungan persalinan prematur akan terjadi sebesar 38 persen daripada mereka yang tidak meminum diet soda sama sekali selama kehamilan. Sementara itu, mereka yang minum empat diet soda atau lebih dalam sehari kecenderungan melahirkan bayi prematur meningkat jadi 80 persen.
Fakta ini cukup mengkhawatirkan, tetapi penelitian ini juga dipandang sedikit kontroversial. Bayangkan bila satu (atau empat) konsumsi minuman berkola setiap hari ternyata bisa memengaruhi peluang bayi di dalam kandungan untuk berkembang sepenuhnya. Sebagian menyatakan bahwa penemuan ini masih perlu penelitian lebih lanjut, mengenai bagaimana faktor-faktor obesitas berkaitan dengan konsumsi soda tersebut selama kehamilan. Kemudian, bagaimana perbandingannya dengan risiko yang lebih umum dalam melahirkan bayi prematur.
Nah, menurut para peneliti dari studi ini, pemanisnyalah yang perlu disalahkan, bukan sodanya. Ada bukti tidak langsung yang menghubungkan aspartam (kandungan dalam pemanis buatan) dengan kelahiran prematur pada binatang. Peneliti juga tidak menyebutkan merek pemanis tertentu dan sepakat bahwa mungkin ada faktor-faktor lain yang memengaruhi.
Sekadar informasi, dalam label kemasan makanan atau minuman, pemanis buatan punya nama lain, seperti saccharin, sucralose, acesulfame K, dan aspartame. Sumber lain, meskipun belum didukung bukti ilmiah, mengatakan bahwa aspartam bisa meningkatkan risiko kanker, juga gejala alzheimer, lupus, multiple sclerosis, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Food and Drug Administration (FDA) juga menyatakan bahwa orang yang sensitif dengan senyawa dalam aspartam juga akan mengalami sakit kepala dan kelelahan jika mengonsumsinya.
Meskipun ada hal-hal yang belum terbukti secara ilmiah, tidak ada salahnya ibu hamil mempertimbangkan hasil penelitian ini. Akan lebih baik apabila Anda berkonsultasi langsung dengan dokter, bagaimana bahan-bahan di dalam minuman soda yang membuatnya terasa manis itu bisa memengaruhi kesehatan janin dan kesehatan Anda.
Bila Bayi Tidak Segera Lahir
Kehamilan sering kali menyebabkan seorang calon ibu menjadi stres. Entah itu stres karena merasa belum cukup ilmu menjadi ibu atau stres menghadapi persalinan. Apalagi ketika dokter sudah menentukan tanggal perkiraan kelahiran bayi, Anda tak juga menampakkan tanda-tanda akan melahirkan. Wah, makin tidak tenang saja rasanya.
Jika hal ini terjadi pada Anda, maka sebenarnya ada beberapa cara untuk merangsang persalinan segera tiba. Tak satupun dari metode ini sudah dibuktikan secara ilmiah. Namun, banyak perempuan yang telah mencobanya mengaku sangat terbantu. Anda ingin tahu juga?
Jalan-jalan
Cara mudah dan murah untuk merangsang si bayi agar segera lahir adalah dengan berjalan-jalan secara teratur menjelang waktu persalinan. Menurut Giving Birth Naturally, jalan kaki adalah satu dari cara paling umum dan alami untuk mendorong persalinan. Anda tidak harus melakukannya di kompleks perumahan. Menggunakan treadmill pun bisa. Gerakan yang halus, menurut banyak perempuan, akan membuat segalanya aktif. Jikapun tidak berhasil, maka setidaknya latihan tersebut akan meningkatkan semangat Anda yang menurun.
Meditasi
Saat ini, meditasi menjadi metode pengobatan untuk segala macam problem fisik. Dalam hal ibu hamil, meditasi juga dipercaya menjadi teknik lain untuk menyebabkan kontraksi. Menurut situs Giving Birth Naturally, jika dilakukan dengan benar, maka meditasi bisa membantu membuat tubuh rileks sehingga seseorang siap menghadap persalinan.
Agar meditasi berjalan dengan semestinya, ibu hamil harus duduk di tempat yang tenang dan membiarkan pikiran menjadi kosong untuk melepaskan ketegangan dan stres. Mengalihkan pikiran dari masalah kehamilan seperti ini juga disebut-sebut bisa membantu kita menyiapkan tubuh untuk kontraksi. Bila tak berhasil pun, maka metode ini seharusnya bisa membuat rileks otak Anda dan tubuh yang kelelahan.
Makan terung dan nanas
Sejak banyak perempuan mengatakan bahwa terung bermanfaat merangsang persalinan, para ibu hamil berusaha mencari makanan lain yang dapat membuat bayi segera jebrol. Maklum, belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori bahwa terung memiliki fungsi untuk mendorong kelahiran bayi. Nanas, yang tidak pernah diperkirakan mampu merangsang persalinan, diyakini mampu menstimulasi kelenjar di dalam leher rahim. Adapun menurut studi yang diterbitkan di American Family Physician, permen licorice (yang berwarna hitam) juga dipercaya memiliki efek yang sama. Selain itu, makanan pedas juga dilaporkan memiliki fungsi tersebut.
Seks
Seperti nanas dan licorice, cairan mani pada pria juga mengandung prostaglandins, substansi yang menyebabkan leher rahim melunak dan siap untuk membuka. Para peneliti memang belum memutuskan apakah air mani memang cukup punya kemampuan untuk itu. Namun, aktivitas seks tidak ada salahnya dilakukan, setidaknya untuk mengalihkan kekhawatiran si calon ibu. Lagi pula, orgasme memproduksi oksitosin, hormon cinta yang ternyata mampu mendorong kontraksi.
Stimulasi puting payudara
Nah, menstimulasi puting payudara ternyata juga dikatakan mampu melepaskan oksitosin. Stimulasi ini memang tidak memiliki efek semacam itu dalam 9 bulan kehamilan. Namun, perubahan hormon yang terjadi pada akhir kehamilan membantu rahim menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin, yang menimbulkan kontraksi awal. Apakah sentuhan di bagian lain juga menimbulkan efek yang sama?
Belum tentu. Menurut situs Birthing Naturally, sensasinya harus meniru cara bayi mengisap puting ibu saat menyusu, yang akan memijat areola. Stimulasi ini bisa dilakukan dengan mengenakan pakaian yang tipis. Fokuslah pada satu payudara dulu selama lima menit, selingi istirahat selama 15 menit, lalu lakukan lagi.
"Dancing"
Bila Anda memang suka menari, kenapa tidak melakukannya lagi saat Anda hamil tua? Aktivitas yang bisa dilakukan dengan pasangan ini cukup efektif mendorong si bayi untuk segera lahir. Menurut Giving Birth Naturally, jenis tarian yang cocok adalah belly dancing dan hula-hula (tarian Hawaii). Gerakan di sekitar perut ini bisa menstimulasi rahim untuk berkontraksi.
Akupresur
Ada dua titik dalam tubuh ibu hamil yang akan dicari ahli akupresur untuk merangsang kontraksi rahim. Titik yang pertama lebarnya sekitar empat jari, terletak di atas bagian dalam tulang pergelangan kaki. Adapun titik yang lain ada di kulit di antara ibu jari dan jari telunjuk. Untuk mengaktifkan titik ini, ahli akupresur akan mengusap betis atau menjepit dekat ibu jari dalam gerakan memutar selama 30-60 detik, dengan break sekitar 1-2 menit di antaranya.
Entah segala rangsangan ini telah terbukti secara ilmiah atau tidak, pada dasarnya teknik-teknik di atas mampu mendorong relaksasi dan mengalihkan ibu hamil dari kecenderungan untuk menghitung hari. Tidak ada teknik yang akan membahayakan kondisi Anda, kecuali Anda mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan. Si kecil bukannya lahir, Anda malah jadi sakit perut.
Jika hal ini terjadi pada Anda, maka sebenarnya ada beberapa cara untuk merangsang persalinan segera tiba. Tak satupun dari metode ini sudah dibuktikan secara ilmiah. Namun, banyak perempuan yang telah mencobanya mengaku sangat terbantu. Anda ingin tahu juga?
Jalan-jalan
Cara mudah dan murah untuk merangsang si bayi agar segera lahir adalah dengan berjalan-jalan secara teratur menjelang waktu persalinan. Menurut Giving Birth Naturally, jalan kaki adalah satu dari cara paling umum dan alami untuk mendorong persalinan. Anda tidak harus melakukannya di kompleks perumahan. Menggunakan treadmill pun bisa. Gerakan yang halus, menurut banyak perempuan, akan membuat segalanya aktif. Jikapun tidak berhasil, maka setidaknya latihan tersebut akan meningkatkan semangat Anda yang menurun.
Meditasi
Saat ini, meditasi menjadi metode pengobatan untuk segala macam problem fisik. Dalam hal ibu hamil, meditasi juga dipercaya menjadi teknik lain untuk menyebabkan kontraksi. Menurut situs Giving Birth Naturally, jika dilakukan dengan benar, maka meditasi bisa membantu membuat tubuh rileks sehingga seseorang siap menghadap persalinan.
Agar meditasi berjalan dengan semestinya, ibu hamil harus duduk di tempat yang tenang dan membiarkan pikiran menjadi kosong untuk melepaskan ketegangan dan stres. Mengalihkan pikiran dari masalah kehamilan seperti ini juga disebut-sebut bisa membantu kita menyiapkan tubuh untuk kontraksi. Bila tak berhasil pun, maka metode ini seharusnya bisa membuat rileks otak Anda dan tubuh yang kelelahan.
Makan terung dan nanas
Sejak banyak perempuan mengatakan bahwa terung bermanfaat merangsang persalinan, para ibu hamil berusaha mencari makanan lain yang dapat membuat bayi segera jebrol. Maklum, belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori bahwa terung memiliki fungsi untuk mendorong kelahiran bayi. Nanas, yang tidak pernah diperkirakan mampu merangsang persalinan, diyakini mampu menstimulasi kelenjar di dalam leher rahim. Adapun menurut studi yang diterbitkan di American Family Physician, permen licorice (yang berwarna hitam) juga dipercaya memiliki efek yang sama. Selain itu, makanan pedas juga dilaporkan memiliki fungsi tersebut.
Seks
Seperti nanas dan licorice, cairan mani pada pria juga mengandung prostaglandins, substansi yang menyebabkan leher rahim melunak dan siap untuk membuka. Para peneliti memang belum memutuskan apakah air mani memang cukup punya kemampuan untuk itu. Namun, aktivitas seks tidak ada salahnya dilakukan, setidaknya untuk mengalihkan kekhawatiran si calon ibu. Lagi pula, orgasme memproduksi oksitosin, hormon cinta yang ternyata mampu mendorong kontraksi.
Stimulasi puting payudara
Nah, menstimulasi puting payudara ternyata juga dikatakan mampu melepaskan oksitosin. Stimulasi ini memang tidak memiliki efek semacam itu dalam 9 bulan kehamilan. Namun, perubahan hormon yang terjadi pada akhir kehamilan membantu rahim menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin, yang menimbulkan kontraksi awal. Apakah sentuhan di bagian lain juga menimbulkan efek yang sama?
Belum tentu. Menurut situs Birthing Naturally, sensasinya harus meniru cara bayi mengisap puting ibu saat menyusu, yang akan memijat areola. Stimulasi ini bisa dilakukan dengan mengenakan pakaian yang tipis. Fokuslah pada satu payudara dulu selama lima menit, selingi istirahat selama 15 menit, lalu lakukan lagi.
"Dancing"
Bila Anda memang suka menari, kenapa tidak melakukannya lagi saat Anda hamil tua? Aktivitas yang bisa dilakukan dengan pasangan ini cukup efektif mendorong si bayi untuk segera lahir. Menurut Giving Birth Naturally, jenis tarian yang cocok adalah belly dancing dan hula-hula (tarian Hawaii). Gerakan di sekitar perut ini bisa menstimulasi rahim untuk berkontraksi.
Akupresur
Ada dua titik dalam tubuh ibu hamil yang akan dicari ahli akupresur untuk merangsang kontraksi rahim. Titik yang pertama lebarnya sekitar empat jari, terletak di atas bagian dalam tulang pergelangan kaki. Adapun titik yang lain ada di kulit di antara ibu jari dan jari telunjuk. Untuk mengaktifkan titik ini, ahli akupresur akan mengusap betis atau menjepit dekat ibu jari dalam gerakan memutar selama 30-60 detik, dengan break sekitar 1-2 menit di antaranya.
Entah segala rangsangan ini telah terbukti secara ilmiah atau tidak, pada dasarnya teknik-teknik di atas mampu mendorong relaksasi dan mengalihkan ibu hamil dari kecenderungan untuk menghitung hari. Tidak ada teknik yang akan membahayakan kondisi Anda, kecuali Anda mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan. Si kecil bukannya lahir, Anda malah jadi sakit perut.
Merawat Kulit Bayi Baru Lahir
Kulit bayi yang baru lahir masih sangat tipis dan rentan. Banyak hal bisa merusak kulit bayi dan mempengaruhi kesehatannya. Bahan-bahan kimiawi, wewangian, dan pewarna dari deterjen, dan produk-produk bayi bisa mengganggu kesehatan dan kulit bayi. Tak heran jika bayi baru lahir seringkali mengalami kulit iritasi, kekeringan, kulit pecah-pecah, dan ruam.
Keuntungan untuk kesensitivitasan kulit bayi adalah setiap sentuhan Anda akan membuatnya merasa dimanja, dijaga, dan diberikan kenyamanan, hal-hal ini sangat penting dalam perkembangan bayi.
Kulit bayi yang baru lahir cenderung berkeriput dan memiliki lapisan pelindung tipis (vernix) yang akan lepas perlahan. Ini merupakan proses alamiah yang terjadi di minggu pertama bayi. Tak perlu dipaksa untuk membuat kulit-kulit tersebut lepas, jangan digosok atau dibantu melepasnya dengan lotion atau krim. Namun, ada kondisi ketika bayi lahir melebihi waktu perkiraan, proses pelepasan kulit ini akan terjadi saat bayi masih berada dalam rahim.
Untuk perawatan kulit bayi baru lahir, yang alami lebih baik. Para dokter anak menyarankan untuk tidak memandikan bayi baru lahir terlalu sering. Terlalu sering terpapar oleh zat kimia bisa membangun sistem alergi di kehidupan di masa mendatang si bayi. Terlalu sering memandikan si bayi bisa menghilangkan minyak alami kulit yang melindungi kulit bayi. Jika ini terjadi, maka kulit bayi akan jadi sangat rentan, tak heran jika terjadi eksim pada kulit bayi.
Disarankan pula untuk Anda tidak menggunakan produk-produk bayi di awal bulan kehidupan si bayi. Sistem imun tubuh si bayi masih dalam perkembangan. Jika Anda memiliki sejarah keluarga masalah kulit, alergi, atau asma, akan sangat bijaksana untuk melindungi sistem imun tubuh si bayi, sekaligus melindungi si bayi dari hal-hal yang bisa mencetus alergi.
Amat disarankan untuk mencuci pakaian bayi sebelum digunakan. Hanya gunakan deterjen khusus pakaian bayi yang bebas dari pewangi dan pewarna. Cucilah segala kain yang berhubungan langsung dengan kulit bayi secara terpisah dari pakaian keluarga. Tambahkan bilasan air agar benar-benar memastikan pakaian tersebut terbebas dari zat kimiawi.
Kecuali karena air liur dan kotorannya sendiri, tubuh bayi yang baru lahir tidak terlalu kotor. Dalam keadaan nyaman, bayi tidak terlalu banyak berkeringat. Untuk satu bulan pertama, lap tubuhnya dengan spons dua-tiga kali seminggu sudah cukup untuk menjaga kebersihan si bayi. Sesekali, coba lap bagian dalam mulut bayi dan daerah popok dengan sedikit air atau pembersih.
Keuntungan untuk kesensitivitasan kulit bayi adalah setiap sentuhan Anda akan membuatnya merasa dimanja, dijaga, dan diberikan kenyamanan, hal-hal ini sangat penting dalam perkembangan bayi.
Kulit bayi yang baru lahir cenderung berkeriput dan memiliki lapisan pelindung tipis (vernix) yang akan lepas perlahan. Ini merupakan proses alamiah yang terjadi di minggu pertama bayi. Tak perlu dipaksa untuk membuat kulit-kulit tersebut lepas, jangan digosok atau dibantu melepasnya dengan lotion atau krim. Namun, ada kondisi ketika bayi lahir melebihi waktu perkiraan, proses pelepasan kulit ini akan terjadi saat bayi masih berada dalam rahim.
Untuk perawatan kulit bayi baru lahir, yang alami lebih baik. Para dokter anak menyarankan untuk tidak memandikan bayi baru lahir terlalu sering. Terlalu sering terpapar oleh zat kimia bisa membangun sistem alergi di kehidupan di masa mendatang si bayi. Terlalu sering memandikan si bayi bisa menghilangkan minyak alami kulit yang melindungi kulit bayi. Jika ini terjadi, maka kulit bayi akan jadi sangat rentan, tak heran jika terjadi eksim pada kulit bayi.
Disarankan pula untuk Anda tidak menggunakan produk-produk bayi di awal bulan kehidupan si bayi. Sistem imun tubuh si bayi masih dalam perkembangan. Jika Anda memiliki sejarah keluarga masalah kulit, alergi, atau asma, akan sangat bijaksana untuk melindungi sistem imun tubuh si bayi, sekaligus melindungi si bayi dari hal-hal yang bisa mencetus alergi.
Amat disarankan untuk mencuci pakaian bayi sebelum digunakan. Hanya gunakan deterjen khusus pakaian bayi yang bebas dari pewangi dan pewarna. Cucilah segala kain yang berhubungan langsung dengan kulit bayi secara terpisah dari pakaian keluarga. Tambahkan bilasan air agar benar-benar memastikan pakaian tersebut terbebas dari zat kimiawi.
Kecuali karena air liur dan kotorannya sendiri, tubuh bayi yang baru lahir tidak terlalu kotor. Dalam keadaan nyaman, bayi tidak terlalu banyak berkeringat. Untuk satu bulan pertama, lap tubuhnya dengan spons dua-tiga kali seminggu sudah cukup untuk menjaga kebersihan si bayi. Sesekali, coba lap bagian dalam mulut bayi dan daerah popok dengan sedikit air atau pembersih.
Inilah Masalah Kulit yang Paling Sering Dialami Bayi
Sebagai orang dewasa, ketika ada nyamuk saja yang menggigit kulit kita, rasanya sudah tidak nyaman, dengan rasa gatal dan bentol yang menyiksa. Bayangkan apa rasanya jika si bayi, yang struktur kulitnya belum sempurna, harus mengalami masalah kulit. Wah, pasti amat tidak nyaman. Padahal, tanpa kita sadari, masalah pada kulit pada bayi adalah kesalahan para orang yang mengurus si bayi, lho.
di acara Johnson's Baby Day yang berlangsung di Epicentrum Walk, Kuningan, beberapa waktu lalu, dr Titi Lestari Sugito, dari Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI), mengatakan, "Lebih dari 80 persen anak pernah mengalami masalah kulit, apalagi di iklim seperti di Indonesia, yang lembap. Jika tidak dirawat dan dijaga kebersihannya, tak heran akan mengalami masalah."
Berikut adalah masalah-masalah kulit yang paling sering dialami bayi beserta solusinya;
1. Biang keringat
Indikator dari penyakit kulit ini adalah adanya lepuh-lepuh halus sebesar pangkal jarum pentul, dan tampak bintil-bintil merah berukuran kecil. Biasanya di bagian dahi, dada, dan punggung. Amat jamak ditemukan pada anak-anak. Biasanya terjadi karena jalur keringat yang tersumbat dan karena udara di sekitar si bayi panas dan lembab, serta kebersihan yang kurang.
Solusinya, antara lain adalah dengan memastikan aliran udara pada tubuh anak cukup baik, kebersihan kulit terjaga (mandi dengan sabun), dan pakaian yang dikenakan cukup nyaman. Setiap kali bayi terlihat mulai berkeringat, cuci bagian tubuh tersebut, seka, keringkan dengan benar, ganti bajunya.
2. Dermatitis seboroik
Terlihat kulit bersisik, kemerahan, berminyak, terutama di daerah sebore (kepala, muka, telinga, dada, dan lipatan), paling banyak pada bayi usia 4-6 minggu. Menurut dr Titi, ini terjadi akibat menempelnya hormon ibu pada bayi, dan ini merupakan bawaan.
Solusinya, anjur dr Titi adalah dengan mengoleskan baby oil di kulit tersebut semalaman, lalu di pagi harinya dicuci dengan shampo. Biasanya, akan hilang sekitar 6 bulanan. Namun, karena gatal, si kecil menggaruk, akan membuat kulitnya lebih rentan terluka. Pastikan si bayi dalam keadaan nyaman dan terjaga kebersihannya.
3. Kulit kering
Permukaan kulit si bayi terasa kasar, dan kadang melepuh. Kadar kering kulit pun berbeda. Untuk kulit yang keringnya tidak terlalu parah, masih bisa dioleskan lotion atau krim bayi sesuai keperluan dan segera sesudah dimandikan. Namun, jika cukup parah, bisa gunakan baby oil.
4. Lecet
Kulit tampak memerah dan terkadang ada luka. Seringkali dijumpai pada anus bayi. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan krim bayi khusus agar mencegah lecet terjadi lagi.
5. Dermatitis popok/diaper rash/ruam popok/eksim popok
Biasa terjadi pada bagian kulit yang tertutup popok. Dipaparkan oleh dr Titi, hal ini terjadi karena cara pemakaian popok yang salah. Setidaknya 50 persen bayi yang menggunakan popok mengalami hal ini. Mulai terjadi di usia beberapa minggu hingga 18 bulan (terbanyak terjadi di usia bayi 6-9 bulan). Biasanya, terjadi karena salah pemakaian popok. Popok memiliki batas kapasitas tampung urin dan tinja. Jika kotoran sudah melebihi daya tampung, bisa jadi akan kembali berkontak dengan kulit. Tak bisa diukur secara kasat mata, memang, namun, sekarang sudah ada beberapa popok yang memiliki pengukur.
Solusinya memang butuh kejelian dari orang yang mengasuh anak. Setiap kali sudah mulai terasa berat, atau sudah terasa agak berat, segera bersihkan dan keringkan daerah kelamin si bayi, beri krim, dan ganti popoknya. Ruam popok paling sering terjadi saat bayi tertidur di malam hari karena kadang orangtua jarang memerhatikan popok si bayi di malam hari.
6. Dermatitis Atopik/Eksim susu
Eksim susu merupakan radang kronik yang terjadi secara berulang, gatal, dan akibat hipersensitivitas. Sebanyak 38 persen terjadi pada bayi yang usianya di bawah 3 bulan, 85 persen lainnya terjadi pada anak usia di 1 tahun pertama, dan sebanyak 95 persen lainnya terjadi sebelum usia 5 tahun.
Dr Titi menjelaskan, bahwa penyebab eksim susu selain karena pada dasarnya adalah hipersensitivitas atau bawaaan dari dalam diri, namun juga ada andil dari luar, yakni lingkungan, alergen (makanan, debu, kuman S. aureus). Biasanya, kulit bayi yang memiliki masalah ini, cenderung kering dan tak memiliki pelindung, jika kelembapan itu hilang atau berkurang, maka akan rentan bereaksi.
Solusinya adalah perawatan kulit yang tepat dan selalu beri kelembapan kulit ekstra. Sehabis ia main, selalu pastikan ia mandi dengan bersih, gunakan sabun, bersihkan menyeluruh, atau jika berkeringat, selalu seka. Jangan lupa dikeringkan, lalu berikan krim untuk perlindungan.
di acara Johnson's Baby Day yang berlangsung di Epicentrum Walk, Kuningan, beberapa waktu lalu, dr Titi Lestari Sugito, dari Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI), mengatakan, "Lebih dari 80 persen anak pernah mengalami masalah kulit, apalagi di iklim seperti di Indonesia, yang lembap. Jika tidak dirawat dan dijaga kebersihannya, tak heran akan mengalami masalah."
Berikut adalah masalah-masalah kulit yang paling sering dialami bayi beserta solusinya;
1. Biang keringat
Indikator dari penyakit kulit ini adalah adanya lepuh-lepuh halus sebesar pangkal jarum pentul, dan tampak bintil-bintil merah berukuran kecil. Biasanya di bagian dahi, dada, dan punggung. Amat jamak ditemukan pada anak-anak. Biasanya terjadi karena jalur keringat yang tersumbat dan karena udara di sekitar si bayi panas dan lembab, serta kebersihan yang kurang.
Solusinya, antara lain adalah dengan memastikan aliran udara pada tubuh anak cukup baik, kebersihan kulit terjaga (mandi dengan sabun), dan pakaian yang dikenakan cukup nyaman. Setiap kali bayi terlihat mulai berkeringat, cuci bagian tubuh tersebut, seka, keringkan dengan benar, ganti bajunya.
2. Dermatitis seboroik
Terlihat kulit bersisik, kemerahan, berminyak, terutama di daerah sebore (kepala, muka, telinga, dada, dan lipatan), paling banyak pada bayi usia 4-6 minggu. Menurut dr Titi, ini terjadi akibat menempelnya hormon ibu pada bayi, dan ini merupakan bawaan.
Solusinya, anjur dr Titi adalah dengan mengoleskan baby oil di kulit tersebut semalaman, lalu di pagi harinya dicuci dengan shampo. Biasanya, akan hilang sekitar 6 bulanan. Namun, karena gatal, si kecil menggaruk, akan membuat kulitnya lebih rentan terluka. Pastikan si bayi dalam keadaan nyaman dan terjaga kebersihannya.
3. Kulit kering
Permukaan kulit si bayi terasa kasar, dan kadang melepuh. Kadar kering kulit pun berbeda. Untuk kulit yang keringnya tidak terlalu parah, masih bisa dioleskan lotion atau krim bayi sesuai keperluan dan segera sesudah dimandikan. Namun, jika cukup parah, bisa gunakan baby oil.
4. Lecet
Kulit tampak memerah dan terkadang ada luka. Seringkali dijumpai pada anus bayi. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan krim bayi khusus agar mencegah lecet terjadi lagi.
5. Dermatitis popok/diaper rash/ruam popok/eksim popok
Biasa terjadi pada bagian kulit yang tertutup popok. Dipaparkan oleh dr Titi, hal ini terjadi karena cara pemakaian popok yang salah. Setidaknya 50 persen bayi yang menggunakan popok mengalami hal ini. Mulai terjadi di usia beberapa minggu hingga 18 bulan (terbanyak terjadi di usia bayi 6-9 bulan). Biasanya, terjadi karena salah pemakaian popok. Popok memiliki batas kapasitas tampung urin dan tinja. Jika kotoran sudah melebihi daya tampung, bisa jadi akan kembali berkontak dengan kulit. Tak bisa diukur secara kasat mata, memang, namun, sekarang sudah ada beberapa popok yang memiliki pengukur.
Solusinya memang butuh kejelian dari orang yang mengasuh anak. Setiap kali sudah mulai terasa berat, atau sudah terasa agak berat, segera bersihkan dan keringkan daerah kelamin si bayi, beri krim, dan ganti popoknya. Ruam popok paling sering terjadi saat bayi tertidur di malam hari karena kadang orangtua jarang memerhatikan popok si bayi di malam hari.
6. Dermatitis Atopik/Eksim susu
Eksim susu merupakan radang kronik yang terjadi secara berulang, gatal, dan akibat hipersensitivitas. Sebanyak 38 persen terjadi pada bayi yang usianya di bawah 3 bulan, 85 persen lainnya terjadi pada anak usia di 1 tahun pertama, dan sebanyak 95 persen lainnya terjadi sebelum usia 5 tahun.
Dr Titi menjelaskan, bahwa penyebab eksim susu selain karena pada dasarnya adalah hipersensitivitas atau bawaaan dari dalam diri, namun juga ada andil dari luar, yakni lingkungan, alergen (makanan, debu, kuman S. aureus). Biasanya, kulit bayi yang memiliki masalah ini, cenderung kering dan tak memiliki pelindung, jika kelembapan itu hilang atau berkurang, maka akan rentan bereaksi.
Solusinya adalah perawatan kulit yang tepat dan selalu beri kelembapan kulit ekstra. Sehabis ia main, selalu pastikan ia mandi dengan bersih, gunakan sabun, bersihkan menyeluruh, atau jika berkeringat, selalu seka. Jangan lupa dikeringkan, lalu berikan krim untuk perlindungan.
Masalah Umum Antara Bayi dan Makanannya
Bayi butuh makanan untuk tetap sehat dan bisa tumbuh besar. Apa saja problema umum antara bayi dan makanannya?
* Menghindari Makanan Baru
Penulis The Complete Idiot's Guide to Feeding Your Baby and Toddler, Elizabeth Ward, MS, RD, mengatakan, bayi memang sudah terprogram untuk menghindari makanan yang baru diperkenalkan padanya. Untuk membantu si bayi menerima makanan baru, mulailah dengan porsi kecil. Coba pula untuk membuat makanan baru menyerupai dengan makanan favoritnya. Jika ia suka puree wortel, coba buat puree kentang manis.
* Melukis Lantai dengan Makanan
Makanan ada di seluruh wilayah makan si kecil? Ada yang tersangkut di rambutnya, sebagian di lantai, sebagian lainnya terlempar ke ruang lain? Selamat! Anak Anda sudah menunjukkan tanda-tanda kemandirian. Di usia sekitar 9 bulan, banyak bayi yang mau berusaha untuk mengkontrol sendiri waktu makan dan di mana mereka ingin menaruh makanannya. Meski sulit untuk bisa menerima kekotoran ini, cobalah membuka hati, karena tindakan ini merupakan langkah penting untuk perkembangan pola belajar, pertumbuhan, dan kepercayaan diri si kecil.
* Meludah, Muntah, dan Gumob
Adalah hal yang amat lumrah untuk bayi meludah sedikit, apalagi bayi yang baru lahir. Sistem pencernaan bayi masih berkembang. Bayi juga bisa mengalami refluks, ketika makanan yang ada di dalam perut si kecil keluar kembali melewati kerongkongannya. Untuk mengatasi hal ini, coba suapi si kecil perlahan-lahan. Atau, cara lainnya, kurangi konsumsi makanannya, longgarkan popoknya, dan pastikan posisinya tegak saat menerima makanan.
* Menolak Makanan
Anda menyuapi makanan ke bibir si kecil, dan ia menolehkan wajahnya dari Anda, mendorong sendok, atau menutup bibirnya. Bayi menolak makanan untuk banyak alasan; sudah terlalu lelah, sakit, teralihkan, atau kenyang. Jangan paksa bayi untuk makan. Namun, konsultasikan pada dokter anak jika Anda khawatir si kecil makin sulit untuk menerima makanan.
* Pilah-pilih Makanan
Memilih-milih makanan bisa berlangsung berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, namun jarang bertahan lama. Bayi bisa menjadi picky eater karena banyak alasan. Saat si bayi sedang tak merasa nyaman dengan keadaan, misal, saat tumbuh gigi, makanan favorit dan lebih ia kenal akan memberikan rasa lebih nyaman. Atau ketika si kecil hanya belum siap saja menerima menu baru.
* Alergi Makanan dan Intoleransi
Sekitar 8 persen anak-anak mengalami alergi makanan. Ciri-cirinya; radang, diare, muntah-muntah, atau rasa sakit pada perut yang mendadak. Anak-anak bisa alergi terhadap banyak jenis makanan, mulai dari susu, kacang-kacangan, telur, kedelai, gandum, kerang, dan makanan lainnya. Intoleransi makanan adalah hal yang paling umum terjadi pada anak-anak ketimbang alergi. Intoleransi bisa menyebabkan gas, kembung, dan rasa sakit pada perut. Jika Anda curiga si kecil alergi suatu jenis makanan, coba konsultasikan kembali kepada dokter anak Anda untuk mendapatkan makanan yang aman.
* Kolik dan Nafsu Makan Si Kecil
Sebanyak 2 dari 5 bayi mengalami kolik, salah satu cirinya adalah menangis berjam-jam. Kolik bisa terjadi ketika bayi masih berumur 3 minggu, dan biasanya berhenti ketika si kecil sudah mencapai usia 3 bulan. Kolik tak akan mengganggu nafsu makan si bayi atau kemampuannya untuk mengisap, namun bayi akan butuh waktu untuk menenangkan diri sebelum makan. Jika Anda menemukan si kecil muntah, diare, demam, kehilangan berat badan, atau ada darah pada kotorannya, segera bawa ke dokter, karena ini bukan gejala kolik.
* Diare dan Sembelit
Diare bisa menyebabkan dehidrasi. Ciri-cirinya, mulut kering, berkurangnya urin atau popok basah, tak ada air mata saat menangis, kekurangan berat badan, lemas, dan mata cekung. Segera hubungi dokter bayi Anda jika terlihat ada satu atau lebih gejala-gejala semacam ini.
Bayi sangat jarang mengalami konstipasti. Bayi yang diberikan ASI eksklusif bisa saja hanya akan mengeluarkan kotoran keras sekali dalam sehari. Contoh konstipasi adalah ketika tinja yang dikeluarkan si bayi ukurannya cukup besar, sakit, dan ada darah di kotoran tersebut. Sebelum mencoba melakukan pengobatan sendiri, konsultasikan dengan dokter anak Anda.
Jangan Berikan Makanan Ini Kepada Bayi Anda
Sistem pencernaan bayi masih belum sempurna, dan belum bisa menerima semua makanan yang bisa diterima pencernaan orang dewasa. Contohnya, madu. Madu bisa menyebabkan botulisme pada bayi, dan hasilnya bisa fatal. Jauhi anak dari makanan yang bisa menyebabkan anak tersedak, seperti popcorn, hotdog, buah dan sayuran mentah, kismis, daging dan keju dalam ukuran besar.
* Menghindari Makanan Baru
Penulis The Complete Idiot's Guide to Feeding Your Baby and Toddler, Elizabeth Ward, MS, RD, mengatakan, bayi memang sudah terprogram untuk menghindari makanan yang baru diperkenalkan padanya. Untuk membantu si bayi menerima makanan baru, mulailah dengan porsi kecil. Coba pula untuk membuat makanan baru menyerupai dengan makanan favoritnya. Jika ia suka puree wortel, coba buat puree kentang manis.
* Melukis Lantai dengan Makanan
Makanan ada di seluruh wilayah makan si kecil? Ada yang tersangkut di rambutnya, sebagian di lantai, sebagian lainnya terlempar ke ruang lain? Selamat! Anak Anda sudah menunjukkan tanda-tanda kemandirian. Di usia sekitar 9 bulan, banyak bayi yang mau berusaha untuk mengkontrol sendiri waktu makan dan di mana mereka ingin menaruh makanannya. Meski sulit untuk bisa menerima kekotoran ini, cobalah membuka hati, karena tindakan ini merupakan langkah penting untuk perkembangan pola belajar, pertumbuhan, dan kepercayaan diri si kecil.
* Meludah, Muntah, dan Gumob
Adalah hal yang amat lumrah untuk bayi meludah sedikit, apalagi bayi yang baru lahir. Sistem pencernaan bayi masih berkembang. Bayi juga bisa mengalami refluks, ketika makanan yang ada di dalam perut si kecil keluar kembali melewati kerongkongannya. Untuk mengatasi hal ini, coba suapi si kecil perlahan-lahan. Atau, cara lainnya, kurangi konsumsi makanannya, longgarkan popoknya, dan pastikan posisinya tegak saat menerima makanan.
* Menolak Makanan
Anda menyuapi makanan ke bibir si kecil, dan ia menolehkan wajahnya dari Anda, mendorong sendok, atau menutup bibirnya. Bayi menolak makanan untuk banyak alasan; sudah terlalu lelah, sakit, teralihkan, atau kenyang. Jangan paksa bayi untuk makan. Namun, konsultasikan pada dokter anak jika Anda khawatir si kecil makin sulit untuk menerima makanan.
* Pilah-pilih Makanan
Memilih-milih makanan bisa berlangsung berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, namun jarang bertahan lama. Bayi bisa menjadi picky eater karena banyak alasan. Saat si bayi sedang tak merasa nyaman dengan keadaan, misal, saat tumbuh gigi, makanan favorit dan lebih ia kenal akan memberikan rasa lebih nyaman. Atau ketika si kecil hanya belum siap saja menerima menu baru.
* Alergi Makanan dan Intoleransi
Sekitar 8 persen anak-anak mengalami alergi makanan. Ciri-cirinya; radang, diare, muntah-muntah, atau rasa sakit pada perut yang mendadak. Anak-anak bisa alergi terhadap banyak jenis makanan, mulai dari susu, kacang-kacangan, telur, kedelai, gandum, kerang, dan makanan lainnya. Intoleransi makanan adalah hal yang paling umum terjadi pada anak-anak ketimbang alergi. Intoleransi bisa menyebabkan gas, kembung, dan rasa sakit pada perut. Jika Anda curiga si kecil alergi suatu jenis makanan, coba konsultasikan kembali kepada dokter anak Anda untuk mendapatkan makanan yang aman.
* Kolik dan Nafsu Makan Si Kecil
Sebanyak 2 dari 5 bayi mengalami kolik, salah satu cirinya adalah menangis berjam-jam. Kolik bisa terjadi ketika bayi masih berumur 3 minggu, dan biasanya berhenti ketika si kecil sudah mencapai usia 3 bulan. Kolik tak akan mengganggu nafsu makan si bayi atau kemampuannya untuk mengisap, namun bayi akan butuh waktu untuk menenangkan diri sebelum makan. Jika Anda menemukan si kecil muntah, diare, demam, kehilangan berat badan, atau ada darah pada kotorannya, segera bawa ke dokter, karena ini bukan gejala kolik.
* Diare dan Sembelit
Diare bisa menyebabkan dehidrasi. Ciri-cirinya, mulut kering, berkurangnya urin atau popok basah, tak ada air mata saat menangis, kekurangan berat badan, lemas, dan mata cekung. Segera hubungi dokter bayi Anda jika terlihat ada satu atau lebih gejala-gejala semacam ini.
Bayi sangat jarang mengalami konstipasti. Bayi yang diberikan ASI eksklusif bisa saja hanya akan mengeluarkan kotoran keras sekali dalam sehari. Contoh konstipasi adalah ketika tinja yang dikeluarkan si bayi ukurannya cukup besar, sakit, dan ada darah di kotoran tersebut. Sebelum mencoba melakukan pengobatan sendiri, konsultasikan dengan dokter anak Anda.
Jangan Berikan Makanan Ini Kepada Bayi Anda
Sistem pencernaan bayi masih belum sempurna, dan belum bisa menerima semua makanan yang bisa diterima pencernaan orang dewasa. Contohnya, madu. Madu bisa menyebabkan botulisme pada bayi, dan hasilnya bisa fatal. Jauhi anak dari makanan yang bisa menyebabkan anak tersedak, seperti popcorn, hotdog, buah dan sayuran mentah, kismis, daging dan keju dalam ukuran besar.
11 Hal yang Bisa Memicu Iritasi pada Kulit Bayi
Kulit bayi masih belum berkembang dengan sempurna seperti kulit orang dewasa. Karenanya, penting untuk menjaga agar kulit si bayi terjaga dengan baik. Berikut adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan kulit bayi teriritasi:
* Tabir surya
Tabir surya memang seharusnya melindungi kulit, namun beberapa formulanya ternyata bisa menyebabkan kulit bayi teriritasi. Carilah tabir surya yang tak mengandung PABA (para-aminobenzoic acid), kandungan yang bisa mengakibatkan iritasi. Untuk anak yang berusia di bawah 6 bulan, aplikasikan tabir surya dengan spektrum luas, yang menghalangi sinar UVB dan UVA dengan SPF 30 atau lebih tinggi. Untuk bayi di bawah 6 bulan, mintalah saran dari dokter anak Anda.
* Sabun antibakteri
Teorinya, sabun antibakteri penting untuk melindungi kesehatan. Namun, bahan-bahan tertentu, seperti triclosan, bisa menyebabkan iritasi untuk anak yang memiliki kulit sensitif. Sebenarnya sabun pencuci tangan yang biasa juga masih mampu menghilangkan kuman seperti biasa, kok.
* Eksim
Sayang rasanya jika kulit halus si bayi rusak, inginnya sih dirawat terus, dengan lotion, misalnya. Tetapi, tahan dulu. Ternyata, pelembap tertentu, apalagi yang ditambahkan dengan pewangi bisa sebabkan iritasi, apalagi bayi yang sudah punya masalah eksim. Ada beberapa pertanyaan pula mengenai beberapa kandungan, misal, paraben dan pthtalates yang bisa sebabkan masalah hormonal. Untuk kulit kering, coba gunakan sabun lembut, kemudian untuk mengeringkan, cukup gunakan handuk dengan cara ditepuk-tepuk, jangan digosok. Tanyakan pada dokter anak untuk tipe lotion yang paling tepat untuk si kecil.
* Baby wipes atau waslap?
Tisu khusus bayi (baby wipes) sekali pakai memang terkesan sangat ringkas, tetapi hati-hati, karena bisa saja produk itu mengandung alkohol, dan pewangi tertentu pun bisa sebabkan kulit teriritasi. Beberapa tisu bayi juga ditengarai mengandung pengawet yang bisa memicu alergi. Alih-alih, gunakan waslap atau handuk kecil basah lembut untuk membersihkan si kecil. Jika Anda dalam perjalanan, bisa simpan handuk kecil basah tersebut dalam plastik kedap udara yang bisa dibuka-tutup.
* Deterjen pencuci baju
Zat kimia di beberapa deterjen bisa menyebabkan masalah pada kulit bayi. Hal ini makin banyak terjadi pada anak. Untuk mencegahnya, coba gunakan deterjen lembut (mild) tanpa tambahan parfum atau pewarna. Sebagai tambahan, pastikan bilasan terakhir pakaian anak, seprai, dan handuk sebanyak dua kali untuk menghindari residu deterjen menempel.
* Sensitif terhadap kondisioner dan shampo
Sebelum mencuci rambut si kecil dengan shampo, bacalah dulu label bahan pembuatannya. Beberapa pewangi dan zat kimia yang terkandung dalam shampo dan kondisioner bisa mengganggu kondisi kulit kepala dan sebabkan masalah. Riset mencurigai beberapa zat, seperti phthalates, formaldehyde, dan 1,4 dioxane bisa sebabkan masalah pada kesehatan. Untuk amannya, gunakanlah produk alami yang tak memiliki banyak pewangi, kimia, dan zat tambahan lainnya.
* Alternatif dari pelembap pakaian
Jika si kecil memiliki kulit sensitif, sebaiknya hindari mencuci pakaian atau seprainya dengan cairan pelembut pakaian. Produk-produk ini bisa mengandung pewangi seperti limonene dan benzyl acetate, yang bisa mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan. Sebagai alternatif, coba gunakan 1/2 cangkir baking soda dan 1/2 cangkir cuka ke dalam siklus pencucian Anda untuk menjaga pakaian tetap lembut.
* Cairan pembersih perabot rumah
Label peringatan "nontoxic" belum menjadi aturan wajib untuk dicantumkan pada setiap produk pembersih rumah tangga. Contoh, alkylphenol ethoxylates (APEs), yang sering digunakan dalam beberapa produk pembersih bisa sebabkan masalah hormon. Amonia bisa sebabkan iritasi pada pernapasan, kulit terbakar, dan beracun jika tertelan. Untuk itu, carilah pembersih yang tak terlalu banyak mengandung zat kimia, atau cukup bersih-bersih menggunakan larutan air, baking soda, dan cuka.
* Zat pengawet dalam sabun
Beberapa sabun, yang bahkan diberi label aman untuk bayi bisa saja mengandung formaldehyde. Zat tersebut bisa sebabkan kulit, mata, dan paru-paru teriritasi. Sabun juga bisa memicu eksim (kulit yang meradang dan teriritasi). Eksim adalah masalah terumum yang dialami bayi dan anak-anak, khususnya mereka yang sudah memiliki bakat asma atau alergi. Carilah produk yang bebas dari pewangi.
* Semprotan pembunuh serangga dan tabir surya
Hindari kombinasi semprotan pembunuh serangga dan penggunaan tabir surya. Riset menunjukkan, zat kimia dari cairan semprotan pembunuh serangga bisa dengan mudahnya terserap ke dalam kulit, khususnya kulit yang diolesi tabir surya. The American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menggunakan penghalau serangga yang mengandung DEET tak lebih dari 30 persen. Penghalau serangga sebaiknya tidak disemprotkan di sekitar bayi yang berusia kurang dari 2 bulan.
* Zat beracun di sekitar lantai
Karena bayi dan balita sering bermain di lantai, polutan apa pun yang akan menyentuh lantai atau karpet Anda bisa saja masuk ke dalam mulut bayi Anda. Pestisida dan racun lainnya bisa masuk ke dalam rumah bersamaan dengan debu. Anak bisa menyentuh dan menelannya ketika mereka memasukkan tangannya ke dalam mulut. Pastikan lapisan lantai atau meja, dan lain yang bisa disentuh si bayi dibersihkan dengan pembersih yang bebas dari zat berbahaya.
* Tabir surya
Tabir surya memang seharusnya melindungi kulit, namun beberapa formulanya ternyata bisa menyebabkan kulit bayi teriritasi. Carilah tabir surya yang tak mengandung PABA (para-aminobenzoic acid), kandungan yang bisa mengakibatkan iritasi. Untuk anak yang berusia di bawah 6 bulan, aplikasikan tabir surya dengan spektrum luas, yang menghalangi sinar UVB dan UVA dengan SPF 30 atau lebih tinggi. Untuk bayi di bawah 6 bulan, mintalah saran dari dokter anak Anda.
* Sabun antibakteri
Teorinya, sabun antibakteri penting untuk melindungi kesehatan. Namun, bahan-bahan tertentu, seperti triclosan, bisa menyebabkan iritasi untuk anak yang memiliki kulit sensitif. Sebenarnya sabun pencuci tangan yang biasa juga masih mampu menghilangkan kuman seperti biasa, kok.
* Eksim
Sayang rasanya jika kulit halus si bayi rusak, inginnya sih dirawat terus, dengan lotion, misalnya. Tetapi, tahan dulu. Ternyata, pelembap tertentu, apalagi yang ditambahkan dengan pewangi bisa sebabkan iritasi, apalagi bayi yang sudah punya masalah eksim. Ada beberapa pertanyaan pula mengenai beberapa kandungan, misal, paraben dan pthtalates yang bisa sebabkan masalah hormonal. Untuk kulit kering, coba gunakan sabun lembut, kemudian untuk mengeringkan, cukup gunakan handuk dengan cara ditepuk-tepuk, jangan digosok. Tanyakan pada dokter anak untuk tipe lotion yang paling tepat untuk si kecil.
* Baby wipes atau waslap?
Tisu khusus bayi (baby wipes) sekali pakai memang terkesan sangat ringkas, tetapi hati-hati, karena bisa saja produk itu mengandung alkohol, dan pewangi tertentu pun bisa sebabkan kulit teriritasi. Beberapa tisu bayi juga ditengarai mengandung pengawet yang bisa memicu alergi. Alih-alih, gunakan waslap atau handuk kecil basah lembut untuk membersihkan si kecil. Jika Anda dalam perjalanan, bisa simpan handuk kecil basah tersebut dalam plastik kedap udara yang bisa dibuka-tutup.
* Deterjen pencuci baju
Zat kimia di beberapa deterjen bisa menyebabkan masalah pada kulit bayi. Hal ini makin banyak terjadi pada anak. Untuk mencegahnya, coba gunakan deterjen lembut (mild) tanpa tambahan parfum atau pewarna. Sebagai tambahan, pastikan bilasan terakhir pakaian anak, seprai, dan handuk sebanyak dua kali untuk menghindari residu deterjen menempel.
* Sensitif terhadap kondisioner dan shampo
Sebelum mencuci rambut si kecil dengan shampo, bacalah dulu label bahan pembuatannya. Beberapa pewangi dan zat kimia yang terkandung dalam shampo dan kondisioner bisa mengganggu kondisi kulit kepala dan sebabkan masalah. Riset mencurigai beberapa zat, seperti phthalates, formaldehyde, dan 1,4 dioxane bisa sebabkan masalah pada kesehatan. Untuk amannya, gunakanlah produk alami yang tak memiliki banyak pewangi, kimia, dan zat tambahan lainnya.
* Alternatif dari pelembap pakaian
Jika si kecil memiliki kulit sensitif, sebaiknya hindari mencuci pakaian atau seprainya dengan cairan pelembut pakaian. Produk-produk ini bisa mengandung pewangi seperti limonene dan benzyl acetate, yang bisa mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan. Sebagai alternatif, coba gunakan 1/2 cangkir baking soda dan 1/2 cangkir cuka ke dalam siklus pencucian Anda untuk menjaga pakaian tetap lembut.
* Cairan pembersih perabot rumah
Label peringatan "nontoxic" belum menjadi aturan wajib untuk dicantumkan pada setiap produk pembersih rumah tangga. Contoh, alkylphenol ethoxylates (APEs), yang sering digunakan dalam beberapa produk pembersih bisa sebabkan masalah hormon. Amonia bisa sebabkan iritasi pada pernapasan, kulit terbakar, dan beracun jika tertelan. Untuk itu, carilah pembersih yang tak terlalu banyak mengandung zat kimia, atau cukup bersih-bersih menggunakan larutan air, baking soda, dan cuka.
* Zat pengawet dalam sabun
Beberapa sabun, yang bahkan diberi label aman untuk bayi bisa saja mengandung formaldehyde. Zat tersebut bisa sebabkan kulit, mata, dan paru-paru teriritasi. Sabun juga bisa memicu eksim (kulit yang meradang dan teriritasi). Eksim adalah masalah terumum yang dialami bayi dan anak-anak, khususnya mereka yang sudah memiliki bakat asma atau alergi. Carilah produk yang bebas dari pewangi.
* Semprotan pembunuh serangga dan tabir surya
Hindari kombinasi semprotan pembunuh serangga dan penggunaan tabir surya. Riset menunjukkan, zat kimia dari cairan semprotan pembunuh serangga bisa dengan mudahnya terserap ke dalam kulit, khususnya kulit yang diolesi tabir surya. The American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menggunakan penghalau serangga yang mengandung DEET tak lebih dari 30 persen. Penghalau serangga sebaiknya tidak disemprotkan di sekitar bayi yang berusia kurang dari 2 bulan.
* Zat beracun di sekitar lantai
Karena bayi dan balita sering bermain di lantai, polutan apa pun yang akan menyentuh lantai atau karpet Anda bisa saja masuk ke dalam mulut bayi Anda. Pestisida dan racun lainnya bisa masuk ke dalam rumah bersamaan dengan debu. Anak bisa menyentuh dan menelannya ketika mereka memasukkan tangannya ke dalam mulut. Pastikan lapisan lantai atau meja, dan lain yang bisa disentuh si bayi dibersihkan dengan pembersih yang bebas dari zat berbahaya.
Ketika Si Bayi Terserang Flu
Nama lain flu adalah influenza, common cold, batuk pilek, atau kadang, masuk angin. Biasanya penularan terjadi saat penderita awal terbatuk, bersin, dan terlontar melalui kontak tangan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang jenisnya sangat banyak, tetapi gejalanya mirip.
Diterangkan oleh dr Suririnah, dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, mengatakan, gejala flu antara lain; batuk, pilek, bersin, nafsu makan menurun, nyeri bila menelan makanan, dan demam (biasanya tak lebih dari 38.5 derajat Celsius).
Flu sebenarnya bukan penyakit berbahaya, karena jarang menimbulkan komplikasi, meski disertai demam tinggi sekalipun. Namun, meski tidak berbahaya, bayi dan anak yang terkena flu akan cukup terganggu. Umumnya, anak jadi sulit tidur, tak mau makan, dan rewel. Perlu diwaspadai pula, jika kondisi daya tahan tubuh anak menurun, bisa terjadi komplikasi; pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, sinus, atau hingga infeksi telinga tengah.
Dr Suririnah berbagi tips bagaimana menangani flu pada anak;
* Pastikan si anak mendapat istirahat dan cairan yang cukup. Beri ASI atau susu sesering mungkin, atau makanan padat (jika sudah mulai), seperti sup dan buah-buahan untuk tambahan cairan.
* Untuk bayi yang kurang dari 6 bulan, bantu bayi mengeluarkan ingus dengan alat penyedot ingus yang banyak di pasarran.
* Bantu ia mengeringkan lendir di daerah kepala dengan meletakkan selimut yang dilipat di antara kasur dan ranjangnya di bagian kepala, agar posisi kepala lebih tinggi.
* Perlu diketahui, bahwa penyebab flu adalah virus, dan tidak akan bereaksi dengan antibiotika. Dokter baru akan memberi antibiotika jika sudah terjadi komplikasi infeksi bakteri, seperti radang paru-paru atau infeksi telinga.
* Periksa suhu tubuh bayi dengan termometer khusus untuk memastikan suhunya tetap dalam kondisi yang baik.
Bayi baru lahir sering bersin untuk mengeluarkan sisa lendir dan sebagai reaksi tubuh untuk membersihkan jalan napas yang teriritasi. Keadaan ini normal, dan bukan tanda-tanda flu. Namun, jika Anda merasa ada keraguan, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter anak kepercayaan Anda.
Diterangkan oleh dr Suririnah, dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, mengatakan, gejala flu antara lain; batuk, pilek, bersin, nafsu makan menurun, nyeri bila menelan makanan, dan demam (biasanya tak lebih dari 38.5 derajat Celsius).
Flu sebenarnya bukan penyakit berbahaya, karena jarang menimbulkan komplikasi, meski disertai demam tinggi sekalipun. Namun, meski tidak berbahaya, bayi dan anak yang terkena flu akan cukup terganggu. Umumnya, anak jadi sulit tidur, tak mau makan, dan rewel. Perlu diwaspadai pula, jika kondisi daya tahan tubuh anak menurun, bisa terjadi komplikasi; pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, sinus, atau hingga infeksi telinga tengah.
Dr Suririnah berbagi tips bagaimana menangani flu pada anak;
* Pastikan si anak mendapat istirahat dan cairan yang cukup. Beri ASI atau susu sesering mungkin, atau makanan padat (jika sudah mulai), seperti sup dan buah-buahan untuk tambahan cairan.
* Untuk bayi yang kurang dari 6 bulan, bantu bayi mengeluarkan ingus dengan alat penyedot ingus yang banyak di pasarran.
* Bantu ia mengeringkan lendir di daerah kepala dengan meletakkan selimut yang dilipat di antara kasur dan ranjangnya di bagian kepala, agar posisi kepala lebih tinggi.
* Perlu diketahui, bahwa penyebab flu adalah virus, dan tidak akan bereaksi dengan antibiotika. Dokter baru akan memberi antibiotika jika sudah terjadi komplikasi infeksi bakteri, seperti radang paru-paru atau infeksi telinga.
* Periksa suhu tubuh bayi dengan termometer khusus untuk memastikan suhunya tetap dalam kondisi yang baik.
Bayi baru lahir sering bersin untuk mengeluarkan sisa lendir dan sebagai reaksi tubuh untuk membersihkan jalan napas yang teriritasi. Keadaan ini normal, dan bukan tanda-tanda flu. Namun, jika Anda merasa ada keraguan, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter anak kepercayaan Anda.
Mitos-Mitos Perawatan Bayi
Ada banyak mitos tentang perawatan bayi yang berkembang dan terus dipertahankan di masyarakat. Sebagian salah, tapi ada pula yang secara ilmiah benar. Mana yang Anda ikuti? Berikut ini penjelasan spesialis anak Dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Internasional Bintaro seputar beberapa mitos perawatan bayi.
1. Dipakaikan gurita agar tidak kembung
Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada, karena sampai 5 bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh, sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat.
"Kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang," saran Adi. Bila gurita digunakan agar pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya di sekitar pusar dan ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik, sehingga jantung tidak bisa berkembang dengan baik gara-gara gurita yang terlalu kencang.
2. Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari
Tentu ini tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. "Kalau sampai kena kornea mata, tak bisa disembuhkan lagi." Larangan ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi.
3. Pusar ditindih koin agar tidak bodong
Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong). Kalau bodongnya besar, ya harus dioperasi, tapi kalau bodongnya kecil, bisa saja ditindih pakai koin, asal pusar bayi diberi kasa steril yang diganti setiap hari dan diikat ke belakang.
4. Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki
Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak usah dipakaikan sarung. "Pemakaian sarung justru akan mengurangi perkembangan indera perasa bayi."
5. Dibedong agar kaki tidak pengkor
Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak.
Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. "Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Soalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki. Sehingga waktu lahir, kakinya pun masih bengkok," terang Adi.
6. Sebelum berusia 40 hari, jangan memandikan bayi sore hari
Kalau memang tujuannya menjaga agar bayi tidak masuk angin sih, tidak masalah. Namun, sebaiknya bayi tetap dimandikan, sedikitnya 2 kali sehari. "Sejak dilahirkan pun sudah boleh dimandikan kok, tak perlu menunggu sampai 40 hari. Yang penting adalah waktunya. Kalau malam hari tentu tidak pas," lanjut Adi. Biasanya pada bulan-bulan pertama bayi dimandikan pukul 09.00. Mandi sore tergantung suhu ruang.
7. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari
Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi, maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.
8. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan
Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalah pada usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua, bubur tim.
9. Hidung ditarik agar mancung
Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung. Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan. Jadi, meski setiap menit ditarik-tarik, kalau dari sananya tidak mancung, ya tak bakal mancung.
1. Dipakaikan gurita agar tidak kembung
Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada, karena sampai 5 bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh, sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat.
"Kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang," saran Adi. Bila gurita digunakan agar pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya di sekitar pusar dan ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik, sehingga jantung tidak bisa berkembang dengan baik gara-gara gurita yang terlalu kencang.
2. Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari
Tentu ini tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. "Kalau sampai kena kornea mata, tak bisa disembuhkan lagi." Larangan ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi.
3. Pusar ditindih koin agar tidak bodong
Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong). Kalau bodongnya besar, ya harus dioperasi, tapi kalau bodongnya kecil, bisa saja ditindih pakai koin, asal pusar bayi diberi kasa steril yang diganti setiap hari dan diikat ke belakang.
4. Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki
Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak usah dipakaikan sarung. "Pemakaian sarung justru akan mengurangi perkembangan indera perasa bayi."
5. Dibedong agar kaki tidak pengkor
Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak.
Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. "Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Soalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki. Sehingga waktu lahir, kakinya pun masih bengkok," terang Adi.
6. Sebelum berusia 40 hari, jangan memandikan bayi sore hari
Kalau memang tujuannya menjaga agar bayi tidak masuk angin sih, tidak masalah. Namun, sebaiknya bayi tetap dimandikan, sedikitnya 2 kali sehari. "Sejak dilahirkan pun sudah boleh dimandikan kok, tak perlu menunggu sampai 40 hari. Yang penting adalah waktunya. Kalau malam hari tentu tidak pas," lanjut Adi. Biasanya pada bulan-bulan pertama bayi dimandikan pukul 09.00. Mandi sore tergantung suhu ruang.
7. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari
Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi, maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.
8. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan
Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalah pada usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua, bubur tim.
9. Hidung ditarik agar mancung
Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung. Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan. Jadi, meski setiap menit ditarik-tarik, kalau dari sananya tidak mancung, ya tak bakal mancung.
12 Cara Bantu Perkembangan Bayi di Tahun Pertamanya
Stimulasi tepat sesuai masa perkembangan bayi dari bulan ke bulan akan membantu buah hati Anda mencapai perkembangan optimalnya. Berikut cara-cara mudah yang bisa Anda lakukan bersama si buah hati Anda.
Bulan Pertama
Pada usia ini, si bayi baru bisa melihat dalam jarak dekat, sekitar 8-15 inci (20-40 cm). Saat matanya mulai berkembang, ia akan senang mencoba berfokus pada wajah Anda. Jadi, saat ia terjaga, cobalah untuk bicara dalam jarak dekat dengannya.
Bulan Kedua
Bantu bayi Anda untuk mengembangkan otot tangannya dan indera penglihatannya dengan membantu membuat gerakan tepuk tangan dengan kedua telapak tangannya sambil bernyanyi. Seiring waktu, ia akan mencoba mengikuti gerakan dan suara Anda, sekaligus mengembangkan koordinasi tangan-mata dan bahasa. Di usia ini, bayi juga akan mulai mengikuti ekspresi. Dekatkan si bayi dan ajak ia mencoba melakukan gerakan menjulurkan lidah, beri contoh, tapi jangan dipaksakan. Selain itu, coba gerakan membuka mulut Anda lebar, atau menyeringai.
Bulan Ketiga
Di bulan ini, ia akan mulai mencoba menggunakan tangannya untuk bermain, tak heran jika ia mulai menjatuhkan atau mencoba menggenggam barang-barang di sekitarnya. Dukung tahapan ini dengan memberinya mainan bunyi-bunyian dan yang membantunya belajar menggenggam. Pada usia bulan ketiga ini, ia akan mulai mencoba mengangkat kepalanya. Ajak ia melatih otot lehernya juga dengan cara mendekatkan cermin dengannya. Ini akan menginspirasinya untuk mengangkat kepalanya setara dengan wajahnya untuk melihat gambaran dirinya sendiri.
Bulan Keempat
Pada tahapan ini, kemampuannya untuk bersosialisasi, motorik, dan berbahasa mulai mengalami peningkatan. Anak pun akan mulai menunjukkan emosi dengan mencoba menimbulkan suara dengan mulutnya dengan suara yang ceria untuk menunjukkan rasa bahagia ketika diberikan mainan, atau menggerutu dan menangis marah ketika mainannya Anda ambil. Selain itu, di minggu keempatbelasnya, refleks gelinya mulai terbentuk. Anda bisa mulai membuatnya tertawa dengan menggelitik telapak kakinya.
Bulan Kelima
Di usianya ini, kemampuan telinga dan matanya sudah mulai berfungsi seperti Anda. Ia pun akan mulai menggumam tak jelas, berusaha menyebut papa atau mama. Cobalah untuk bicara kepadanya dan mengajar kata-kata yang mudah untuk diucapnya untuk mengajaknya berkomunikasi. Ulangi kata-kata dan cobalah untuk mendukung si kecil dengan sabar ketika ia mencoba untuk meniru Anda. Mulai bacakan buku untuk bayi dengan menunjukkan benda serta menyebut namanya.
Bulan Keenam
Tak lama lagi, si bayi akan belajar untuk belajar duduk dan bergerak. Buat ia berusaha bergerak sendiri dengan membuatnya dalam posisi tengkurap. Taruh mainan di depannya, dan buat ia agar ingin meraih benda tersebut. Karena di usia ini bayi akan mencoba untuk mengenali sesuatu lewat indera pengecapnya (lidah), maka ia akan mencoba memasukkan segala yang ia ingin tahu ke mulutnya. Pastikan mainannya lebih besar dari mulutnya dan tidak bisa ia telan.
Bulan Ketujuh
Di bulan ketujuh ini, perkembangan tangannya mulai tampak. Khususnya gerakan menggenggam dan mencubit. Stimulasi kemampuan motorik halusnya dan koordinasinya ini dengan membuatnya mau mengambil barang kecil untuk ia coba raih. Misal, dengan mencoba mengambil sendok plastik atau cangkir kecil.
Bulan Kedelapan
Waktunya untuk menstimulasi kepandaian spasial dan pengucapan. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberinya mainan mencocokkan balok besar, atau coba tanyakan kepada si bayi "Mana hidung Adik?". Setiap kali Anda bermain menunjuk bagian tubuhnya, hal tersebut akan mulai mengajarnya arti dari kata-kata.
Bulan Kesembilan
Si kecil akan mulai merasa terkesima dengan benda-benda berengsel dan cara kerjanya. Lihat betapa terhiburnya ia dengan buku yang kulit mukanya terbuat dari karton kaku, pintu lemari, boks dengan kuping penutupnya, atau mainan yang bisa dibuka-tutup. Seiring ia bermain membuka-menutup boks atau pintu, ia juga melatih koordinasi tangan dan tangannya.
Bulan Kesepuluh
Si kecil akan menyukai permainan mencari barang yang tersembunyi. Latihlah saraf motorik halusnya dengan bermain mencari benda yang hilang. Misal, sembunyikan mainannya yang berwarna cerah di bawah bantal atau kain, kemudian taruh tangannya di atas penutup tersebut, kemudian biarkan ia "menemukan" barang tersebut. Tak berapa lama lagi, ia akan bisa menemukan barang tersebut tanpa butuh bantuan.
Bulan Kesebelas
Tetap ajarkan cara berkomunikasi dan berbahasanya dengan permainan dan lagu-lagu. Kemampuan berbahasanya terbentuk melalui interaksi dengan manusia lain, bukan lewat acara televisi, jadi upayakan untuk berbicara dengan si kecil sesering mungkin. Katakan padanya apa yang sedang Anda lakukan, tanyakan pertanyaan, dan gunakan gerakan-gerakan dramatis, serta intonasi berbeda. Ia akan menonton Anda dan akan mencoba meniru.
Perlu Diingat
Beberapa bayi mungkin akan mengalami perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat ketimbang yang dituliskan di atas, atau dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Jangan langsung panik, karena bayi memiliki ritme perkembangannya sendiri. Perkembangan yang lambat ketimbang teman seusianya jarangkali menjadi pertanda ada masalah pada si bayi. Jika Anda memiliki kekhawatiran, silakan tanyakan ke dokter anak. Sebagai orangtua, Anda perlu ketahui, bahwa perkembangan bayi sangat cepat, jika Anda tidak menikmatinya, perkembangan tersebut akan berlalu begitu saja. Maka, usahakan untuk menikmati menit-menit Anda bersamanya. Lagipula, ia adalah anugerah terindah dari Yang Maha Kuasa, kan?
Bulan Pertama
Pada usia ini, si bayi baru bisa melihat dalam jarak dekat, sekitar 8-15 inci (20-40 cm). Saat matanya mulai berkembang, ia akan senang mencoba berfokus pada wajah Anda. Jadi, saat ia terjaga, cobalah untuk bicara dalam jarak dekat dengannya.
Bulan Kedua
Bantu bayi Anda untuk mengembangkan otot tangannya dan indera penglihatannya dengan membantu membuat gerakan tepuk tangan dengan kedua telapak tangannya sambil bernyanyi. Seiring waktu, ia akan mencoba mengikuti gerakan dan suara Anda, sekaligus mengembangkan koordinasi tangan-mata dan bahasa. Di usia ini, bayi juga akan mulai mengikuti ekspresi. Dekatkan si bayi dan ajak ia mencoba melakukan gerakan menjulurkan lidah, beri contoh, tapi jangan dipaksakan. Selain itu, coba gerakan membuka mulut Anda lebar, atau menyeringai.
Bulan Ketiga
Di bulan ini, ia akan mulai mencoba menggunakan tangannya untuk bermain, tak heran jika ia mulai menjatuhkan atau mencoba menggenggam barang-barang di sekitarnya. Dukung tahapan ini dengan memberinya mainan bunyi-bunyian dan yang membantunya belajar menggenggam. Pada usia bulan ketiga ini, ia akan mulai mencoba mengangkat kepalanya. Ajak ia melatih otot lehernya juga dengan cara mendekatkan cermin dengannya. Ini akan menginspirasinya untuk mengangkat kepalanya setara dengan wajahnya untuk melihat gambaran dirinya sendiri.
Bulan Keempat
Pada tahapan ini, kemampuannya untuk bersosialisasi, motorik, dan berbahasa mulai mengalami peningkatan. Anak pun akan mulai menunjukkan emosi dengan mencoba menimbulkan suara dengan mulutnya dengan suara yang ceria untuk menunjukkan rasa bahagia ketika diberikan mainan, atau menggerutu dan menangis marah ketika mainannya Anda ambil. Selain itu, di minggu keempatbelasnya, refleks gelinya mulai terbentuk. Anda bisa mulai membuatnya tertawa dengan menggelitik telapak kakinya.
Bulan Kelima
Di usianya ini, kemampuan telinga dan matanya sudah mulai berfungsi seperti Anda. Ia pun akan mulai menggumam tak jelas, berusaha menyebut papa atau mama. Cobalah untuk bicara kepadanya dan mengajar kata-kata yang mudah untuk diucapnya untuk mengajaknya berkomunikasi. Ulangi kata-kata dan cobalah untuk mendukung si kecil dengan sabar ketika ia mencoba untuk meniru Anda. Mulai bacakan buku untuk bayi dengan menunjukkan benda serta menyebut namanya.
Bulan Keenam
Tak lama lagi, si bayi akan belajar untuk belajar duduk dan bergerak. Buat ia berusaha bergerak sendiri dengan membuatnya dalam posisi tengkurap. Taruh mainan di depannya, dan buat ia agar ingin meraih benda tersebut. Karena di usia ini bayi akan mencoba untuk mengenali sesuatu lewat indera pengecapnya (lidah), maka ia akan mencoba memasukkan segala yang ia ingin tahu ke mulutnya. Pastikan mainannya lebih besar dari mulutnya dan tidak bisa ia telan.
Bulan Ketujuh
Di bulan ketujuh ini, perkembangan tangannya mulai tampak. Khususnya gerakan menggenggam dan mencubit. Stimulasi kemampuan motorik halusnya dan koordinasinya ini dengan membuatnya mau mengambil barang kecil untuk ia coba raih. Misal, dengan mencoba mengambil sendok plastik atau cangkir kecil.
Bulan Kedelapan
Waktunya untuk menstimulasi kepandaian spasial dan pengucapan. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberinya mainan mencocokkan balok besar, atau coba tanyakan kepada si bayi "Mana hidung Adik?". Setiap kali Anda bermain menunjuk bagian tubuhnya, hal tersebut akan mulai mengajarnya arti dari kata-kata.
Bulan Kesembilan
Si kecil akan mulai merasa terkesima dengan benda-benda berengsel dan cara kerjanya. Lihat betapa terhiburnya ia dengan buku yang kulit mukanya terbuat dari karton kaku, pintu lemari, boks dengan kuping penutupnya, atau mainan yang bisa dibuka-tutup. Seiring ia bermain membuka-menutup boks atau pintu, ia juga melatih koordinasi tangan dan tangannya.
Bulan Kesepuluh
Si kecil akan menyukai permainan mencari barang yang tersembunyi. Latihlah saraf motorik halusnya dengan bermain mencari benda yang hilang. Misal, sembunyikan mainannya yang berwarna cerah di bawah bantal atau kain, kemudian taruh tangannya di atas penutup tersebut, kemudian biarkan ia "menemukan" barang tersebut. Tak berapa lama lagi, ia akan bisa menemukan barang tersebut tanpa butuh bantuan.
Bulan Kesebelas
Tetap ajarkan cara berkomunikasi dan berbahasanya dengan permainan dan lagu-lagu. Kemampuan berbahasanya terbentuk melalui interaksi dengan manusia lain, bukan lewat acara televisi, jadi upayakan untuk berbicara dengan si kecil sesering mungkin. Katakan padanya apa yang sedang Anda lakukan, tanyakan pertanyaan, dan gunakan gerakan-gerakan dramatis, serta intonasi berbeda. Ia akan menonton Anda dan akan mencoba meniru.
Perlu Diingat
Beberapa bayi mungkin akan mengalami perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat ketimbang yang dituliskan di atas, atau dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Jangan langsung panik, karena bayi memiliki ritme perkembangannya sendiri. Perkembangan yang lambat ketimbang teman seusianya jarangkali menjadi pertanda ada masalah pada si bayi. Jika Anda memiliki kekhawatiran, silakan tanyakan ke dokter anak. Sebagai orangtua, Anda perlu ketahui, bahwa perkembangan bayi sangat cepat, jika Anda tidak menikmatinya, perkembangan tersebut akan berlalu begitu saja. Maka, usahakan untuk menikmati menit-menit Anda bersamanya. Lagipula, ia adalah anugerah terindah dari Yang Maha Kuasa, kan?
Baby Walker Tidak Disarankan?
Baby walker, alat untuk bantu anak belajar berjalan ternyata tak disarankan. Baby walker biasanya menahan bayi dalam posisi berdiri dengan penahan kain, dan membantunya berjalan dengan roda di sekelilingnya. Buat para orang tua, produk ini amat membantu karena tak perlu dipegangi seharian. Namun, ternyata produk ini tidak disarankan untuk bayi.
American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, produk ini bisa sebabkan bayi terluka serius. Berikut alasannya:
* Diperkirakan, produk baby walker adalah produk bayi yang paling banyak menyebabkan kecelakaan pada bayi ketimbang produk lainnya.
* Bayi yang berada dalam produk ini dilaporkan mengalami banyak kecelakaan. Mulai dari kecelakaan di sekitar kompor panas, kolam, dan furnitur rumah tangga.
* Kebanyakan anak berusia di bawah 15 bulan yang mengalami kecelakaan menggunakan baby walker terluka di sekitar tangga.
* Bahkan gerbang yang dipasang di ujung tangga tidak bisa mencegah anak terluka di sekitar tangga, meski dijaga oleh orang dewasa sekalipun.
* Riset mengatakan, bahwa baby walker tidak menguntungkan bagi perkembangan bayi. Baby walker tidak mengajarkan anak atau membantu mereka berjalan lebih cepat ketimbang bayi yang tidak menggunakannya. Baby walker mencegah kesempatan anak untuk belajar menarik dirinya berdiri, merangkak, dan memanjat.
* Boks bayi yang berisi mainan anak adalah pilihan yang lebih baik ketimbang baby walker. Tempat ini memberikan banyak aktivitas untuk menstimulasi bayi sambil menjaga keamanan mereka.
American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, produk ini bisa sebabkan bayi terluka serius. Berikut alasannya:
* Diperkirakan, produk baby walker adalah produk bayi yang paling banyak menyebabkan kecelakaan pada bayi ketimbang produk lainnya.
* Bayi yang berada dalam produk ini dilaporkan mengalami banyak kecelakaan. Mulai dari kecelakaan di sekitar kompor panas, kolam, dan furnitur rumah tangga.
* Kebanyakan anak berusia di bawah 15 bulan yang mengalami kecelakaan menggunakan baby walker terluka di sekitar tangga.
* Bahkan gerbang yang dipasang di ujung tangga tidak bisa mencegah anak terluka di sekitar tangga, meski dijaga oleh orang dewasa sekalipun.
* Riset mengatakan, bahwa baby walker tidak menguntungkan bagi perkembangan bayi. Baby walker tidak mengajarkan anak atau membantu mereka berjalan lebih cepat ketimbang bayi yang tidak menggunakannya. Baby walker mencegah kesempatan anak untuk belajar menarik dirinya berdiri, merangkak, dan memanjat.
* Boks bayi yang berisi mainan anak adalah pilihan yang lebih baik ketimbang baby walker. Tempat ini memberikan banyak aktivitas untuk menstimulasi bayi sambil menjaga keamanan mereka.
Penting Ajak Bayi Keluar Rumah Sesekali
Kehadiran bayi kecil memang memerlukan adaptasi dalam kehidupan sebuah keluarga. Namun, si kecil yang baru hadir ini pun perlu diajari mengenai bersosialisasi. Tempat pertamanya adalah dalam keluarga. Setahun pertamanya adalah tantangan yang cukup berat baginya untuk mengenal banyak hal dalam waktu singkat. Ada baiknya untuk mengajak bayi berkenalan dengan dunia luar dan orang-orang lain. Ini akan memungkinkannya berkomunikasi dan berinteraksi sejak usia dini.
Menurut dr Suririnah, pengarang Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, bayi sangat tertarik memerhatikan bayi lain dan suatu ketika dapat berinteraksi dengan bayi lain dengan cara menyentuh atau memukul mereka. Bayi bisa diperkenalkan dengan dunia lain dengan banyak cara. Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk mengajak bayi bersosialisasi yang disarankan oleh dr Suririnah:
* Perkenalkan bayi dengan lingkungan sosial sebanyak mungkin. Membawa bayi ke luar bisa membantu Anda dan bayi memperoleh pergantian lingkungan dan variasi kegiatan sehari-hari. Bayi akan menikmati bepergian keluar bersama Anda. Ia jadi bisa menikmati stimulus/rangsangan dari wajah-wajah, suara, dan lingkungan baru yang akan ditemuinya dalam perjalanan.
* Cobalah bergabung dengan perkumpulan ibu-ibu dan bayi mereka. Makin banyak lingkungan sosial yang bisa diperkenalkan kepada bayi, makin baik, karena dunianya akan makin luas.
* Ajak bayi ke kelompok bermain atau ke kolam renang umum. Hal ini memberinya kesempatan untuk berada di kelompok besar. Bayi akan belajar bahwa senyum yang biasa ia lakukan di rumah ternyata akan mendapat respon yang sama ketika di luar rumah. Ia pun belajar bahwa dia memiliki pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya.
Dr Suririnah mengingatkan agar menjauhkan bayi dari bayi lainnya jika ia sedang merasa kesal, gelisah, atau ada yang sedang sakit. Bayi mudah terkena infeksi, batasi kontak bayi dengan penyakit. Disarankan pula untuk mengajak anak duduk di meja makan saat makan keluarga meski si bayi belum belajar makan makanan padat. Ia akan mendapat kesempatan untuk melihat interaksi di sekelilingnya.
Menurut dr Suririnah, pengarang Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, bayi sangat tertarik memerhatikan bayi lain dan suatu ketika dapat berinteraksi dengan bayi lain dengan cara menyentuh atau memukul mereka. Bayi bisa diperkenalkan dengan dunia lain dengan banyak cara. Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk mengajak bayi bersosialisasi yang disarankan oleh dr Suririnah:
* Perkenalkan bayi dengan lingkungan sosial sebanyak mungkin. Membawa bayi ke luar bisa membantu Anda dan bayi memperoleh pergantian lingkungan dan variasi kegiatan sehari-hari. Bayi akan menikmati bepergian keluar bersama Anda. Ia jadi bisa menikmati stimulus/rangsangan dari wajah-wajah, suara, dan lingkungan baru yang akan ditemuinya dalam perjalanan.
* Cobalah bergabung dengan perkumpulan ibu-ibu dan bayi mereka. Makin banyak lingkungan sosial yang bisa diperkenalkan kepada bayi, makin baik, karena dunianya akan makin luas.
* Ajak bayi ke kelompok bermain atau ke kolam renang umum. Hal ini memberinya kesempatan untuk berada di kelompok besar. Bayi akan belajar bahwa senyum yang biasa ia lakukan di rumah ternyata akan mendapat respon yang sama ketika di luar rumah. Ia pun belajar bahwa dia memiliki pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya.
Dr Suririnah mengingatkan agar menjauhkan bayi dari bayi lainnya jika ia sedang merasa kesal, gelisah, atau ada yang sedang sakit. Bayi mudah terkena infeksi, batasi kontak bayi dengan penyakit. Disarankan pula untuk mengajak anak duduk di meja makan saat makan keluarga meski si bayi belum belajar makan makanan padat. Ia akan mendapat kesempatan untuk melihat interaksi di sekelilingnya.
Bayi berusia 6 bulan sudah bisa membedakan mana baik dan mana yang jahat.
Bayi 6 Bulan Bisa Bedakan Baik dan Jahat
SHUTTERSTOCK
Bayi di usia 6 bulan belum bisa duduk tegak dengan sendirinya. Ia masih butuh dibantu oleh orangtuanya. Namun, menurut para psikolog, bayi di usia tersebut sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Untuk mendapatkan hasil ini, para psikolog melakukan sebuah eksperimen yang melibatkan beberapa bayi mengatakan bahwa mereka sudah bisa merasakan moralitas sejak usia dini. Salah satu eksperimen yang melibatkan bayi dengan dua boneka, yang satu bertingkah baik, dan yang satunya lagi bersikap jahat. Si bayi pun lebih memilih bermain dengan boneka yang berkarakter baik.
Pemimpin proyek penelitian ini, Profesor Paul Bloom, psikolog di Yale University mengatakan, "Hasil penelitian menyatakan bahwa manusia sudah memiliki sense terhadap apa yang baik dan tidak sejak usia dini."
Dalam sebuah eksperimen lain, para bayi diminta menonton sebuah sandiwara boneka kucing yang bermain dengan dua boneka kelinci. Ketika si kucing melempar bola ke kelinci pertama, si kelinci kembali mendorong ke kucing. Ketika si kucing mendorong bola ke kelinci kedua, si kelinci malah membawa lari bolanya.
Dalam studi itu, si bayi lebih memilih kelinci yang pertama. Ketika tes ini kembali dilakukan pada bayi berusia 21 bulan, mereka diberi kesempatan untuk memberikan makanan kepada kelinci. Kebanyakan bayi menghukum kelinci kedua dengan menarik makanan dari kelinci itu, bahkan ada bayi yang memukul kelinci kedua karena nakal.
SHUTTERSTOCK
Bayi di usia 6 bulan belum bisa duduk tegak dengan sendirinya. Ia masih butuh dibantu oleh orangtuanya. Namun, menurut para psikolog, bayi di usia tersebut sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Untuk mendapatkan hasil ini, para psikolog melakukan sebuah eksperimen yang melibatkan beberapa bayi mengatakan bahwa mereka sudah bisa merasakan moralitas sejak usia dini. Salah satu eksperimen yang melibatkan bayi dengan dua boneka, yang satu bertingkah baik, dan yang satunya lagi bersikap jahat. Si bayi pun lebih memilih bermain dengan boneka yang berkarakter baik.
Pemimpin proyek penelitian ini, Profesor Paul Bloom, psikolog di Yale University mengatakan, "Hasil penelitian menyatakan bahwa manusia sudah memiliki sense terhadap apa yang baik dan tidak sejak usia dini."
Dalam sebuah eksperimen lain, para bayi diminta menonton sebuah sandiwara boneka kucing yang bermain dengan dua boneka kelinci. Ketika si kucing melempar bola ke kelinci pertama, si kelinci kembali mendorong ke kucing. Ketika si kucing mendorong bola ke kelinci kedua, si kelinci malah membawa lari bolanya.
Dalam studi itu, si bayi lebih memilih kelinci yang pertama. Ketika tes ini kembali dilakukan pada bayi berusia 21 bulan, mereka diberi kesempatan untuk memberikan makanan kepada kelinci. Kebanyakan bayi menghukum kelinci kedua dengan menarik makanan dari kelinci itu, bahkan ada bayi yang memukul kelinci kedua karena nakal.
Kapan Masa Tersubur Perempuan?
Siklus menstrual wanita berada antara 24-35 hari, dengan rata-rata 28 hari. Ovulasi, yakni ketika sel telur dilepaskan dari ovarium ke tuba falopi, adalah ketika Anda sedang berada di pertengahan masa menstruasi, kira-kira 14 hari sebelum dimulainya siklus menstruasi berikutnya.
Hari-hari sekitar ovulasi (antara 10-16 hari sebelum dimulainya masa menstruasi berikut) adalah kondisi tersubur Anda. Jadi, jika Anda merencanakan kehadiran si kecil, inilah masa terbaik dalam sebulan untuk melakukan aktivitas seksual tanpa kontrasepsi.
Di pertengahan siklus menstrual itu, hormon kewanitaan, yang dinamakan oestrogen memproduksi hormon lain yang dinamakan luteinising hormone (LH). Peningkatan LH menyebabkan folikel (kantong kecil berisi cairan di dalam ovarium) untuk melepaskan sel telur. Dalam waktu 24 jam setelah dilepaskan, sel telur tersebut siap dibuahi oleh sperma suami.
Setelah ejakulasi di dalam vagina, sperma bisa hidup selama 48 jam hingga seminggu di dalam vagina atau rahim. Artinya, perempuan bisa hamil jika melakukan hubungan seksual tanpa proteksi sekitar 2 hari atau 2 hari setelah ovulasi, yakni antara hari ke-10 dan ke-16 di antara siklus menstruasi.
Ketika berovulasi, beberapa perempuan merasakan tanda-tanda seperti payudara yang mengencang, nyeri pada perut, sedikit flek pada vagina, atau kenaikan temperatur tubuh. Penambahan cairan yang keluar dari vagina juga biasa terjadi.
Hari-hari sekitar ovulasi (antara 10-16 hari sebelum dimulainya masa menstruasi berikut) adalah kondisi tersubur Anda. Jadi, jika Anda merencanakan kehadiran si kecil, inilah masa terbaik dalam sebulan untuk melakukan aktivitas seksual tanpa kontrasepsi.
Di pertengahan siklus menstrual itu, hormon kewanitaan, yang dinamakan oestrogen memproduksi hormon lain yang dinamakan luteinising hormone (LH). Peningkatan LH menyebabkan folikel (kantong kecil berisi cairan di dalam ovarium) untuk melepaskan sel telur. Dalam waktu 24 jam setelah dilepaskan, sel telur tersebut siap dibuahi oleh sperma suami.
Setelah ejakulasi di dalam vagina, sperma bisa hidup selama 48 jam hingga seminggu di dalam vagina atau rahim. Artinya, perempuan bisa hamil jika melakukan hubungan seksual tanpa proteksi sekitar 2 hari atau 2 hari setelah ovulasi, yakni antara hari ke-10 dan ke-16 di antara siklus menstruasi.
Ketika berovulasi, beberapa perempuan merasakan tanda-tanda seperti payudara yang mengencang, nyeri pada perut, sedikit flek pada vagina, atau kenaikan temperatur tubuh. Penambahan cairan yang keluar dari vagina juga biasa terjadi.
Sarapan Berkualitas untuk Anak
Sarapan pagi sangat penting untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan selalu bergerak aktif. Sarapan yang sehat, tidak hanya mencukupi gizi anak tapi juga membuat otak belajar dan berkonsentrasi dengan baik.
Untuk anak 6-12 tahun, menu sarapan idealnya terdiri atas padi-padian atau gandum utuh, buah-buahan atau sayuran, kacang-kacangan, susu atau produk hewani lainnya. Porsi sarapan sebaiknya tidak terlalu banyak karena porsi besar akan mengganggu sistem pencernaannya. Kita bisa menambahkan makanan selingan pagi sehingga anak akan tercukupi energi sampai siang hari.
Sumber karbohidrat juga tidak harus nasi, kita bisa menggantinya dengan golongan serealia lain seperti gandum atau oat. Sereal adalah pilihan menu ideal buat sarapan mengingat kelengkapan kandungan gizi maupun nilai kepraktisannya. Sereal terbuat dari bahan alami dan mengandung lebih banyak serat yang dilengkapi dengan ragam vitamin. Dengan demikian, sereal akan mencukupi bukan saja kebutuhan energi, melainkan banyak zat gizi esensial. Memilih sereal untuk sarapan berarti sudah memenuhi seperempat kecukupan kalori selain kecukupan sekian vitamin, dan serat.
Tip menyiapkan sarapan sehat untuk anak:
1. Siapkan menu sarapan sehat dan bergizi seimbang.
2. Pilih menu sarapan yang praktis dan bervariasi dari berbagai jenis bahan makanan.
3. Sarapan tidak harus nasi. Sereal, roti, kentang, dan mie bisa menjadi alternatif.
4. Susu atau hasil olahannya seperti yogurt sangat dianjurkan.
5. Bisa dilengkapi dengan buah segar atau yang diblender.
6. Beri air minum yang cukup.
7. Berikan pula kesempatan buat anak merencanakan dan mempersiapkan sarapannya.
Untuk anak 6-12 tahun, menu sarapan idealnya terdiri atas padi-padian atau gandum utuh, buah-buahan atau sayuran, kacang-kacangan, susu atau produk hewani lainnya. Porsi sarapan sebaiknya tidak terlalu banyak karena porsi besar akan mengganggu sistem pencernaannya. Kita bisa menambahkan makanan selingan pagi sehingga anak akan tercukupi energi sampai siang hari.
Sumber karbohidrat juga tidak harus nasi, kita bisa menggantinya dengan golongan serealia lain seperti gandum atau oat. Sereal adalah pilihan menu ideal buat sarapan mengingat kelengkapan kandungan gizi maupun nilai kepraktisannya. Sereal terbuat dari bahan alami dan mengandung lebih banyak serat yang dilengkapi dengan ragam vitamin. Dengan demikian, sereal akan mencukupi bukan saja kebutuhan energi, melainkan banyak zat gizi esensial. Memilih sereal untuk sarapan berarti sudah memenuhi seperempat kecukupan kalori selain kecukupan sekian vitamin, dan serat.
Tip menyiapkan sarapan sehat untuk anak:
1. Siapkan menu sarapan sehat dan bergizi seimbang.
2. Pilih menu sarapan yang praktis dan bervariasi dari berbagai jenis bahan makanan.
3. Sarapan tidak harus nasi. Sereal, roti, kentang, dan mie bisa menjadi alternatif.
4. Susu atau hasil olahannya seperti yogurt sangat dianjurkan.
5. Bisa dilengkapi dengan buah segar atau yang diblender.
6. Beri air minum yang cukup.
7. Berikan pula kesempatan buat anak merencanakan dan mempersiapkan sarapannya.
10 Makanan untuk Kecerdasan Anak
Penelitian membuktikan, kekurangan 1 mineral dan vitamin yang penting untuk otak bisa menurunkan kesiagaan mental otak. Pola makan yang kaya buah dan sayuran, gandum, ditambah dengan daging dan ikan dapat mencukupi kebutuhan mineral dan vitamin utama yang diperlukan bagi kesehatan fisik dan mental.
Apa saja bahan makanan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak, memperbaiki fungsinya, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi serta berpikir anak-anak? Berikut 10 bahan makanan yang dianjurkan oleh dr Saridian Satrix W, SpGK:
1. Salmon
Salmon merupakan sumber terbaik asam lemak omega 3 -DHA dan EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Riset terbaru juga menunjukkan, orang yang memperoleh asupan asam lemak lebih banyak memiliki pikiran lebih tajam dan mencatat hasil memuaskan dalam uji kemampuan. Kandungan asam lemak omega 3 untuk per 100 gram ikan salmon adalah 2,2 gram. Kebutuhan anak-anak akan omega 3 per hari adalah 1,2 gram.
2. Telur
Telur dikenal sebagai sumber penting protein yang relatif murah dan harganya cukup terjangkau. Bagian kuning telur ternyata padat akan kandungan kolin, suatu zat yang dapat membantu perkembangan memori atau daya ingat. Kandungan kolin dalam 1 butir telur berukuran besar adalah 126 mg. Bandingkan dengan 2 sendok makan selai kacang yang hanya mengandung 20 mg dan 300 gram daging sapi degan kandungan 66 mg kolin. Kebutuhan anak-anak akan kolin 200-375 mg per hari.
3. Selai kacang
Kacang tanah (peanut) yang banyak diolah menjadi selai kacang merupakan salah satu sumber vitamin E. Vitamin ini merupakan sumber antioksidan yang dapat melindungi membran-membran sel saraf. Bersama thiamin, vitamin E membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi. Setiap 2 sendok makan selai kacang mengandung 2,9 mg vitamin E, sedangkan kebutuhan anak-anak per hari antara 4-10 mg.
4. Kacang-kacangan lain
Kacang adalah makanan spesial sebab makanan ini memiliki energi yang berasal dari protein serta karbohidrat kompleks. Selain itu, kacang kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral. Kacang juga makanan yang baik untuk otak karena mereka dapat mempertahankan energi dan kemampuan berpikir anak-anak pada puncaknya di sore hari jika dikonsumsi saat maakn siang. Menurut hasil penelitian, kacang merah dan kacang pinto mengandung lebih banyak asam lemak omega 3 daripada jenis kacang lainnya, khususnya ALA, jenis asal omega 3 yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak.
5. Gandum murni
Otak membutuhkan suplai atau sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Serat yang terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum mengandung vitamin B sebanyak 1,5 mg per 100 gram. Sedangkan kebutuhan vitamin B pada anak-anak adalah 1 mg per hari.
6. Havermut
Havermut merupakan salah satu jenis sereal paling populer di kalangan anak-anak dan kaya akan gizi penting bagi otak. Havermut dapat menyediakan energi atau bahan bakar untuk otak yang sangat dibutuhkan anak-anak mengawali aktivitasnya di pagi hari. Kaya akan kandungan serat, havermut akan menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya di sepanjang pagi. Havermut juga merupakan sumber vitamin E, vitamin B, potasium,d an seng yang membuat tubuh dan otak berfungsi pada kapasitas penuh. Kandungan vitamin E pada 250 gram havermut adalah 0,08 mg. Kandungan vitamin B 0,26 mg per 250 gram havermut dan seng 6,19 mg per 250 gram havermut.
7. Beri
Kelompok keluarga beri (stroberi, ceri, bluberi), semakin kuat warnanya semakin banyak zat gizi yang dikandungnya. Beri mengandung antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C, yang berfaedah mencegah kanker. Beberapa riset menunjukkan mereka yang mendapatkan ekstrak bluberi dan stroberi mengalami perbaikan dalam fungsi daya ingatnya. Biji dari buah beri ini juga ternyata kaya akan asam lemak omega 3.
8. Sayuran berwarna
Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, dan bayam adalah sayuran yang kaya gizi dan sumber antioksidan yang akan membuat sel-sel otak kuat dan sehat.
9. Susu dan yoghurt
Makanan yang berasal dari produk susu mengandung protein dan vitamin B tinggi. Dua jenis zat gizi ini penting bagi pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter, dan enzim. Susu dan yoghurt juga bisa membuat perut kenyang karena kandungan protein dan karbohidratnya sekaligus menjadi sumber energi bagi otak.
10. Daging sapi tanpa lemak
Zat besi adalah jenis mineral esensial yang akan membantu anak-anak tetap berenergi dan berkonsentrasi di sekolah. Daging sapi tanpa lemak adalah salah satu sumber makanan yang mengandung banyak zat besi. Kandungan zat besi dalam 100 gram daging sapi adalah 4,05 mg. Sedangkan kebutuhan akan zat besi pada anak-anak adalah 3-10 mg per hari.
Apa saja bahan makanan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak, memperbaiki fungsinya, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi serta berpikir anak-anak? Berikut 10 bahan makanan yang dianjurkan oleh dr Saridian Satrix W, SpGK:
1. Salmon
Salmon merupakan sumber terbaik asam lemak omega 3 -DHA dan EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Riset terbaru juga menunjukkan, orang yang memperoleh asupan asam lemak lebih banyak memiliki pikiran lebih tajam dan mencatat hasil memuaskan dalam uji kemampuan. Kandungan asam lemak omega 3 untuk per 100 gram ikan salmon adalah 2,2 gram. Kebutuhan anak-anak akan omega 3 per hari adalah 1,2 gram.
2. Telur
Telur dikenal sebagai sumber penting protein yang relatif murah dan harganya cukup terjangkau. Bagian kuning telur ternyata padat akan kandungan kolin, suatu zat yang dapat membantu perkembangan memori atau daya ingat. Kandungan kolin dalam 1 butir telur berukuran besar adalah 126 mg. Bandingkan dengan 2 sendok makan selai kacang yang hanya mengandung 20 mg dan 300 gram daging sapi degan kandungan 66 mg kolin. Kebutuhan anak-anak akan kolin 200-375 mg per hari.
3. Selai kacang
Kacang tanah (peanut) yang banyak diolah menjadi selai kacang merupakan salah satu sumber vitamin E. Vitamin ini merupakan sumber antioksidan yang dapat melindungi membran-membran sel saraf. Bersama thiamin, vitamin E membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi. Setiap 2 sendok makan selai kacang mengandung 2,9 mg vitamin E, sedangkan kebutuhan anak-anak per hari antara 4-10 mg.
4. Kacang-kacangan lain
Kacang adalah makanan spesial sebab makanan ini memiliki energi yang berasal dari protein serta karbohidrat kompleks. Selain itu, kacang kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral. Kacang juga makanan yang baik untuk otak karena mereka dapat mempertahankan energi dan kemampuan berpikir anak-anak pada puncaknya di sore hari jika dikonsumsi saat maakn siang. Menurut hasil penelitian, kacang merah dan kacang pinto mengandung lebih banyak asam lemak omega 3 daripada jenis kacang lainnya, khususnya ALA, jenis asal omega 3 yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak.
5. Gandum murni
Otak membutuhkan suplai atau sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Serat yang terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum mengandung vitamin B sebanyak 1,5 mg per 100 gram. Sedangkan kebutuhan vitamin B pada anak-anak adalah 1 mg per hari.
6. Havermut
Havermut merupakan salah satu jenis sereal paling populer di kalangan anak-anak dan kaya akan gizi penting bagi otak. Havermut dapat menyediakan energi atau bahan bakar untuk otak yang sangat dibutuhkan anak-anak mengawali aktivitasnya di pagi hari. Kaya akan kandungan serat, havermut akan menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya di sepanjang pagi. Havermut juga merupakan sumber vitamin E, vitamin B, potasium,d an seng yang membuat tubuh dan otak berfungsi pada kapasitas penuh. Kandungan vitamin E pada 250 gram havermut adalah 0,08 mg. Kandungan vitamin B 0,26 mg per 250 gram havermut dan seng 6,19 mg per 250 gram havermut.
7. Beri
Kelompok keluarga beri (stroberi, ceri, bluberi), semakin kuat warnanya semakin banyak zat gizi yang dikandungnya. Beri mengandung antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C, yang berfaedah mencegah kanker. Beberapa riset menunjukkan mereka yang mendapatkan ekstrak bluberi dan stroberi mengalami perbaikan dalam fungsi daya ingatnya. Biji dari buah beri ini juga ternyata kaya akan asam lemak omega 3.
8. Sayuran berwarna
Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, dan bayam adalah sayuran yang kaya gizi dan sumber antioksidan yang akan membuat sel-sel otak kuat dan sehat.
9. Susu dan yoghurt
Makanan yang berasal dari produk susu mengandung protein dan vitamin B tinggi. Dua jenis zat gizi ini penting bagi pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter, dan enzim. Susu dan yoghurt juga bisa membuat perut kenyang karena kandungan protein dan karbohidratnya sekaligus menjadi sumber energi bagi otak.
10. Daging sapi tanpa lemak
Zat besi adalah jenis mineral esensial yang akan membantu anak-anak tetap berenergi dan berkonsentrasi di sekolah. Daging sapi tanpa lemak adalah salah satu sumber makanan yang mengandung banyak zat besi. Kandungan zat besi dalam 100 gram daging sapi adalah 4,05 mg. Sedangkan kebutuhan akan zat besi pada anak-anak adalah 3-10 mg per hari.
9 Hal yang Mendorong Mood Lebih Baik
Pada jam-jam tertentu, kita cenderung merasa bosan. Bosan bisa mendorong kita merasa malas dan tidak produktif menjalani hari. Apa yang bisa ditingkatkan untuk merasa lebih seru menghadapi hari? Berikut 9 hal yang bisa Anda lakukan:
1. Pasang lagu seru
Ulangi lagi lagu seru yang mewakili perasaan Anda saat itu. Repetisi sesuatu yang Anda sukai bisa meningkatkan perasaan menyenangkan dari hal tersebut karena Anda jadi mengetahui sisi lain dari hal tersebut. Karena itulah Anda kembali makan makanan yang enak, kembali memutar film yang Anda sukai, dan sebagainya. Mengulangi terlalu sering tentunya juga akan jadi membosankan. Tetapi untuk sementara, tak apa mendengarkan lagu yang sama berulangkali karena masih Anda sukai dan mendorong mood.
2. Beli DVD satuan
Tyler Cowen, seorang ekonom, mengatakan, kesenangan dari pembelian barang tergantung dari pengalaman saat mencarinya, membawanya pulang, dan membukanya. Jika kita membeli 18 keping DVD pada saat bersamaan kita cenderung akan memutarnya pada saat berturut-turut dan mengesampingkan keseruan upaya untuk mendapatkan barang tersebut. Lebih baik Anda membeli DVD satuan atau secukupnya supaya Anda punya kesempatan lain untuk mengulangi pengalaman mendapatkannya.
3. Barang kesayangan
Simpan barang-barang kesayangan, seperti sepatu bayi Anda di meja kantor. Menempatkan barang yang emosional akan membangkitkan mood secara instan.
4. Membaca sesuatu yang menghebohkan
Sebuah riset menemukan bahwa orang membaca artikel koran untuk mencari isi yang menginspirasi baik dari hal yang keindahan, penguatan, atau keberhasilan. Ini adalah sebuah pencapaian yang sebenarnya bisa didapat dari banyak cara, misal; berdoa, menyaksikan program tentang alam, dan membaca keberhasilan orang lain. Apa pun yang membuat Anda merasa bersemangat, lakukanlah. Salah satu caranya bisa juga dengan membaca situs-situs dengan berita yang menginspirasi.
5. Memandang ke luar
Dunia kita saat ini memang mirip hutan beton. Tak banyak lagi kita melihat tumbuhan. Padahal, tumbuhan dan lingkungan hidup bisa memberikan dorongan mood. Namun, bukan yang sifatnya artifisial, yah. Harus yang benar-benar asli alam. Riset mengatakan, level stres mereka yang menatap keluar jendela dan melihat ke tumbuhan asli berada jauh di bawah mereka yang melihat tumbuhan hanya melalui layar televisi atau poster.
6. Mengusap anjing atau binatang peliharaan
Kontak fisik dengan binatang bisa membantu banyak untuk kita. Mengelus anjing atau kucing bisa meningkatkan zat kimia dalam otak yang mendorong rasa nyaman dan menurunkan zat kimia dalam otak yang terasosiasikan dengan stres. Meski mereka yang memiliki binatang peliharaan pun bisa mendapatkan perasaan tersebut hanya berada dekat dengan binatang peliharaan jenis yang mereka sukai.
7. Tersenyumlah
Memang rasanya menyebalkan jika Anda disuruh tersenyum saat sedang merasa kesal atau bete. Ternyata, tersenyum adalah pendorong mood juga. Penjelasannya, orang lain akan bereaksi lebih baik kepada Anda jika Anda terlihat senang. Semacam siklus yang timbal balik. Ada pula reaksi wajah. Jika Anda memasang wajah bahagia, otak pun akan berpikir bahwa Anda sedang bahagia juga.
8. Memberi
Manusia adalah mahluk yang senang memberi. Jika kita memberikan sesuatu kepada orang lain, kita akan merasa lebih bahagia. Cobalah beri sesuatu untuk orang lain. Hanya sedikit saja akan membuat Anda lebih senang. Apalagi jika Anda bisa melihat ekspresi senang orang yang diberikan.
9. Mandi air hangat
Psikolog Paul Rozin, mengatakan bahwa kita manusia tanpa sadar menyukai tindakan masokisme ringan. Tentunya, dengan level yang rendah, misal, kegemaran makan cabai pedas, sauna, dan mandi air panas. Mungkin karena kita suka sedikit dorongan endorphin. Atau karena adanya perasaan kontras dari keberhasilan menghindar dari rasa sakit. Meski begitu, tindakan-tindakan tadi memang membuat kita merasa sedikit lebih senang, kan?
1. Pasang lagu seru
Ulangi lagi lagu seru yang mewakili perasaan Anda saat itu. Repetisi sesuatu yang Anda sukai bisa meningkatkan perasaan menyenangkan dari hal tersebut karena Anda jadi mengetahui sisi lain dari hal tersebut. Karena itulah Anda kembali makan makanan yang enak, kembali memutar film yang Anda sukai, dan sebagainya. Mengulangi terlalu sering tentunya juga akan jadi membosankan. Tetapi untuk sementara, tak apa mendengarkan lagu yang sama berulangkali karena masih Anda sukai dan mendorong mood.
2. Beli DVD satuan
Tyler Cowen, seorang ekonom, mengatakan, kesenangan dari pembelian barang tergantung dari pengalaman saat mencarinya, membawanya pulang, dan membukanya. Jika kita membeli 18 keping DVD pada saat bersamaan kita cenderung akan memutarnya pada saat berturut-turut dan mengesampingkan keseruan upaya untuk mendapatkan barang tersebut. Lebih baik Anda membeli DVD satuan atau secukupnya supaya Anda punya kesempatan lain untuk mengulangi pengalaman mendapatkannya.
3. Barang kesayangan
Simpan barang-barang kesayangan, seperti sepatu bayi Anda di meja kantor. Menempatkan barang yang emosional akan membangkitkan mood secara instan.
4. Membaca sesuatu yang menghebohkan
Sebuah riset menemukan bahwa orang membaca artikel koran untuk mencari isi yang menginspirasi baik dari hal yang keindahan, penguatan, atau keberhasilan. Ini adalah sebuah pencapaian yang sebenarnya bisa didapat dari banyak cara, misal; berdoa, menyaksikan program tentang alam, dan membaca keberhasilan orang lain. Apa pun yang membuat Anda merasa bersemangat, lakukanlah. Salah satu caranya bisa juga dengan membaca situs-situs dengan berita yang menginspirasi.
5. Memandang ke luar
Dunia kita saat ini memang mirip hutan beton. Tak banyak lagi kita melihat tumbuhan. Padahal, tumbuhan dan lingkungan hidup bisa memberikan dorongan mood. Namun, bukan yang sifatnya artifisial, yah. Harus yang benar-benar asli alam. Riset mengatakan, level stres mereka yang menatap keluar jendela dan melihat ke tumbuhan asli berada jauh di bawah mereka yang melihat tumbuhan hanya melalui layar televisi atau poster.
6. Mengusap anjing atau binatang peliharaan
Kontak fisik dengan binatang bisa membantu banyak untuk kita. Mengelus anjing atau kucing bisa meningkatkan zat kimia dalam otak yang mendorong rasa nyaman dan menurunkan zat kimia dalam otak yang terasosiasikan dengan stres. Meski mereka yang memiliki binatang peliharaan pun bisa mendapatkan perasaan tersebut hanya berada dekat dengan binatang peliharaan jenis yang mereka sukai.
7. Tersenyumlah
Memang rasanya menyebalkan jika Anda disuruh tersenyum saat sedang merasa kesal atau bete. Ternyata, tersenyum adalah pendorong mood juga. Penjelasannya, orang lain akan bereaksi lebih baik kepada Anda jika Anda terlihat senang. Semacam siklus yang timbal balik. Ada pula reaksi wajah. Jika Anda memasang wajah bahagia, otak pun akan berpikir bahwa Anda sedang bahagia juga.
8. Memberi
Manusia adalah mahluk yang senang memberi. Jika kita memberikan sesuatu kepada orang lain, kita akan merasa lebih bahagia. Cobalah beri sesuatu untuk orang lain. Hanya sedikit saja akan membuat Anda lebih senang. Apalagi jika Anda bisa melihat ekspresi senang orang yang diberikan.
9. Mandi air hangat
Psikolog Paul Rozin, mengatakan bahwa kita manusia tanpa sadar menyukai tindakan masokisme ringan. Tentunya, dengan level yang rendah, misal, kegemaran makan cabai pedas, sauna, dan mandi air panas. Mungkin karena kita suka sedikit dorongan endorphin. Atau karena adanya perasaan kontras dari keberhasilan menghindar dari rasa sakit. Meski begitu, tindakan-tindakan tadi memang membuat kita merasa sedikit lebih senang, kan?
Minggu, 10 Oktober 2010
Lima Cara Sayangi Payudara Anda
Ketika membicarakan kanker payudara pada wanita muda, ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya, risiko terserang lebih kecil dibandingkan wanita berumur. Sisi negatifnya, jika menyerang, pertumbuhan sel kanker lebih agresif.
Itu menurut Debra Mangino, MD, dari Memorial Sloan-Kettering Cancer Center di New York, Amerika Serikat. Gaya hidup teratur dan sehat sejak usia muda pun menjadi penting untuk mengurangi risiko kanker payudara.
Berikut lima cara agar payudara tetap sehat terhindar kanker, seperti dikutip dari Womens Health.
1. Jaga berat badan
Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit termasuk kanker. Jadi selalu jaga berat badan Anda jangan sampai berlebihan. Selalu pertahankan dalam angka yang normal.
2. Kurangi alkohol
Penelitian menunjukkan dua gelas alkohol per hari meningkatkan risiko kanker payudara sebesar 21 persen. Jika memang Anda ingin mengonsumsi minuman berlakohol pilih saja wine. Kandungan resveratrol pada kulit anggur, bisa mengurangi level estrogen dan mengurangi risiko kanker.
3. Konsumsi sayuran hijau
Perbanyak konsumsi sayuran hijau seperti brokoli atau daun selada. Kandungan sulforaphanenya bisa melawan sel kanker. Akan lebih baik jika Anda memakannya mentah atau minim proses, asal melalui pencucian yang bersih.
4. Ketahui riwayat kesehatan keluarga
Sekitar 15 persen kasus kanker payudara berhubungan dengan riwayat keluarga. Jika Anda memiliki saudara dekat yang terkena kanker, maka risiko semakin tinggi. Untuk itu lakukan general check-up secara teratur.
5. Periksa payudara sendiri
Sebelum mandi, periksalah payudara di depan cermin. Jika ada benjolan, nyeri, atau bentuk mencurigakan segera konsultasi ke dokter. Jangan menganggap kelaianan di payudara hal sepele, karena bisa berakibat fatal. (pet)
Itu menurut Debra Mangino, MD, dari Memorial Sloan-Kettering Cancer Center di New York, Amerika Serikat. Gaya hidup teratur dan sehat sejak usia muda pun menjadi penting untuk mengurangi risiko kanker payudara.
Berikut lima cara agar payudara tetap sehat terhindar kanker, seperti dikutip dari Womens Health.
1. Jaga berat badan
Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit termasuk kanker. Jadi selalu jaga berat badan Anda jangan sampai berlebihan. Selalu pertahankan dalam angka yang normal.
2. Kurangi alkohol
Penelitian menunjukkan dua gelas alkohol per hari meningkatkan risiko kanker payudara sebesar 21 persen. Jika memang Anda ingin mengonsumsi minuman berlakohol pilih saja wine. Kandungan resveratrol pada kulit anggur, bisa mengurangi level estrogen dan mengurangi risiko kanker.
3. Konsumsi sayuran hijau
Perbanyak konsumsi sayuran hijau seperti brokoli atau daun selada. Kandungan sulforaphanenya bisa melawan sel kanker. Akan lebih baik jika Anda memakannya mentah atau minim proses, asal melalui pencucian yang bersih.
4. Ketahui riwayat kesehatan keluarga
Sekitar 15 persen kasus kanker payudara berhubungan dengan riwayat keluarga. Jika Anda memiliki saudara dekat yang terkena kanker, maka risiko semakin tinggi. Untuk itu lakukan general check-up secara teratur.
5. Periksa payudara sendiri
Sebelum mandi, periksalah payudara di depan cermin. Jika ada benjolan, nyeri, atau bentuk mencurigakan segera konsultasi ke dokter. Jangan menganggap kelaianan di payudara hal sepele, karena bisa berakibat fatal. (pet)
Senin, 04 Oktober 2010
9 Kalimat yang Ditakuti Pria
Ada beberapa ucapan yang tidak pernah ingin didengar pria dari pasangannya. Salah satu kalimat atau ucapan itu adalah, "Kita pergi ke mal, yuk!" Soalnya, itu berarti dia harus menghabiskan waktu dengan menunggu pasangan yang sedang sibuk mencoba gaun di kamar ganti pakaian! Kalimat atau sikap apa lagi yang ditakuti kaum pria?
1. "Saya sudah memikirkannya..."
Bila seorang wanita benar-benar mengatakan dia sudah memikirkannya, berarti permasalahannya serius. Dan kaum pria dapat menebak, apa yang akan dibicarakan si wanita biasanya menyangkut masalah perkawinan, atau yang paling pahit, si wanita minta putus hubungan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti, "Kenapa kamu menyintai saya?" dan "Pernahkah kamu memikirkan tentang masa depan kita?" Nah, kalau sudah begitu, kaum pria harus pandai-pandai mengalihkan pembicaraan kekasihnya.
2. "Bisa, enggak, bersikap lebih jantan?"
Tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan kejantanan seorang pria disinggung atau dipermasalahkan. Umumnya kaum pria bakal mengallihkan perhatian dan mengatakan, "Bagaimana kalau kamu yang bersikap lebih feminin dan berhenti mengomel?"
3. "Orang tuaku mau ketemu kamu."
Hal ini dapat berarti:
*Hubungan mengarah pada tingkatan yang serius.
*Secara psikologis, si pria sedang jadi pusat perhatian keluarga kekasihnya.
4. "Maaf, saya sedang sakit kepala."
Artinya, malam ini tidak ada acara berhubungan intim. Bila Si Dia melihat Anda tidak berbohong dan memang sedang lelah pada saat gairah suami sedang tinggi, mungkin ada baiknya jika ia memberikan saja obat pusing dan mendoakan agar Anda cepat sembuh.
5. "Kok, enggak kayak pacar saya yang dulu, ya?"
Pada umumnya pria tak pernah membicarakan mengenai mantan di depan pacar barunya, kecuali jika "dipaksa" bercerita. Jadi, pria merasa tidak siap bila Anda menyebutkan mantan Anda di depannya. Soalnya, itu berarti ia sedang dibanding-bandingkan dengan pria lain.
6. "Kamu sedang mikirin apa, sih?"
Wanita memang selalu ingin tahu. Mereka ingin tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan kaum pria. Mereka sering berprasangka yang tidak-tidak. Di sisi lain, para pria tidak mau membahasnya dan lebih memilih diam.
7. "Menurut kamu, dia cantik, ya?"
Anda memergoki Si Dia sedang memperhatikan seorang wanita seksi, cantik, dan menarik. Bila ia menjawab, "Enggak, biasa-biasa saja." Ting tong! Anda tahu ia berbohong, dan hasilnya pasti akan saling berbantahan. Sebaiknya pria menjawab dengan diplomatis, misalnya, "Kamu lihat, tidak, betisnya mulus sekali, ya."
8. "Menurut kamu, ada sesuatu yang berbeda pada diri saya?"
Pria tahu, bakal dapat masalah besar bila menjawab tak tahu. Semakin lama Si Dia memberi jawaban, Anda akan semakin frustrasi. Hal ini justru makin membuat pasangan Anda bingung dan akhirnya karena tak ingin membuat suasana jadi tak enak, ia menjawab asal saja, "Oh, kamu baru potong rambut, ya?" Yang terjadi, Anda makin kesal karena Anda bukan baru memotong rambut, melainkan memakai sepasang anting baru!
9. "Saya perlu bicara."
Setiap orang tahu, kok, kata-kata ini biasanya diikuti oleh kalimat yang kurang menyenangkan. Tiga kata ini merupakan pertanda adanya masalah dalam sebuah hubungan. Pertanda akan putusnya suatu hubungan atau paling tidak diskusi yang panjang mengenai bagaimana Si Dia tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda. Atau sebaliknya, sangat tidak menyenangkan.
1. "Saya sudah memikirkannya..."
Bila seorang wanita benar-benar mengatakan dia sudah memikirkannya, berarti permasalahannya serius. Dan kaum pria dapat menebak, apa yang akan dibicarakan si wanita biasanya menyangkut masalah perkawinan, atau yang paling pahit, si wanita minta putus hubungan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti, "Kenapa kamu menyintai saya?" dan "Pernahkah kamu memikirkan tentang masa depan kita?" Nah, kalau sudah begitu, kaum pria harus pandai-pandai mengalihkan pembicaraan kekasihnya.
2. "Bisa, enggak, bersikap lebih jantan?"
Tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan kejantanan seorang pria disinggung atau dipermasalahkan. Umumnya kaum pria bakal mengallihkan perhatian dan mengatakan, "Bagaimana kalau kamu yang bersikap lebih feminin dan berhenti mengomel?"
3. "Orang tuaku mau ketemu kamu."
Hal ini dapat berarti:
*Hubungan mengarah pada tingkatan yang serius.
*Secara psikologis, si pria sedang jadi pusat perhatian keluarga kekasihnya.
4. "Maaf, saya sedang sakit kepala."
Artinya, malam ini tidak ada acara berhubungan intim. Bila Si Dia melihat Anda tidak berbohong dan memang sedang lelah pada saat gairah suami sedang tinggi, mungkin ada baiknya jika ia memberikan saja obat pusing dan mendoakan agar Anda cepat sembuh.
5. "Kok, enggak kayak pacar saya yang dulu, ya?"
Pada umumnya pria tak pernah membicarakan mengenai mantan di depan pacar barunya, kecuali jika "dipaksa" bercerita. Jadi, pria merasa tidak siap bila Anda menyebutkan mantan Anda di depannya. Soalnya, itu berarti ia sedang dibanding-bandingkan dengan pria lain.
6. "Kamu sedang mikirin apa, sih?"
Wanita memang selalu ingin tahu. Mereka ingin tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan kaum pria. Mereka sering berprasangka yang tidak-tidak. Di sisi lain, para pria tidak mau membahasnya dan lebih memilih diam.
7. "Menurut kamu, dia cantik, ya?"
Anda memergoki Si Dia sedang memperhatikan seorang wanita seksi, cantik, dan menarik. Bila ia menjawab, "Enggak, biasa-biasa saja." Ting tong! Anda tahu ia berbohong, dan hasilnya pasti akan saling berbantahan. Sebaiknya pria menjawab dengan diplomatis, misalnya, "Kamu lihat, tidak, betisnya mulus sekali, ya."
8. "Menurut kamu, ada sesuatu yang berbeda pada diri saya?"
Pria tahu, bakal dapat masalah besar bila menjawab tak tahu. Semakin lama Si Dia memberi jawaban, Anda akan semakin frustrasi. Hal ini justru makin membuat pasangan Anda bingung dan akhirnya karena tak ingin membuat suasana jadi tak enak, ia menjawab asal saja, "Oh, kamu baru potong rambut, ya?" Yang terjadi, Anda makin kesal karena Anda bukan baru memotong rambut, melainkan memakai sepasang anting baru!
9. "Saya perlu bicara."
Setiap orang tahu, kok, kata-kata ini biasanya diikuti oleh kalimat yang kurang menyenangkan. Tiga kata ini merupakan pertanda adanya masalah dalam sebuah hubungan. Pertanda akan putusnya suatu hubungan atau paling tidak diskusi yang panjang mengenai bagaimana Si Dia tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda. Atau sebaliknya, sangat tidak menyenangkan.
4 Konflik yang Ditakuti Pria
Pria ternyata takut jika harus bertengkar dengan pasangannya. Yang dimaksud pertengkaran di sini adalah yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dalam hubungan mereka, bukan karena sesuatu yang menjadi kesalahan pria tersebut.
Pria cenderung menghindar ketika "ditantang" berargumen dengan pasangannya, meskipun biasanya ia akan memenangkannya. Namun, jika tidak ditantang, sebenarnya pria enggan mendebatkan hal-hal tidak penting. Bertengkar, buat mereka, hanya membuang waktu. Karena itu, sebisa mungkin mereka menghindari konflik, terutama konflik yang berkaitan dengan:
Gadget
Banyak pasangan yang lebih suka terpaku pada ponselnya masing-masing saat sedang berkencan. Bila hal itu yang terjadi, mungkin masing-masing pihak tak akan terlalu dikecewakan. Berbeda halnya bila si dia lebih suka memelototi perangkatnya daripada memperhatikan Anda. Pasti Anda merasa tidak dihargai.
Pria memang merasa didorong untuk sukses, untuk menjadi seseorang yang diandalkan, dan untuk terlibat dalam segala hal penting yang terjadi. Ketika Anda menegurnya, mengatakan bahwa seharusnya ia memperhatikan Anda sebanyak ia mengamati benda kesayangannya, ia pasti langsung mundur. Hal ini karena ia lebih baik membuat pilihan antara yang benar dan salah, daripada memilih dua hal yang sama-sama penting (Anda dan Blackberry-nya), namun sebenarnya berbeda.
Mantan
Perempuan memang paling bawel soal ini. Selaluuu... saja ingin tahu seperti apa mantan kekasih pasangannya, apa pekerjaannya, mengapa si dia dulu jatuh cinta dengannya, sampai apa yang membuat mereka berpisah. Sebaliknya, si dia enggan membuka mulut.
Dua sikap yang berbeda inilah yang memicu pertengkaran. Dalam hal ini, tampaknya pria jauh lebih mengerti mengenai diri Anda daripada Anda sendiri. Kalau ia mengatakan sesuatu hal yang positif mengenai mantannya, ia khawatir Anda akan membanding-bandingkan diri. Sedangkan jika ia menyampaikan sesuatu yang negatif, ia takut Anda akan menganggapnya tidak sportif, atau tidak ksatria. Yang lebih penting, Anda akan berpikir mengapa dulu ia memilih kekasih seperti itu.
Pendek kata, apapun jawaban si dia, Anda tak akan puas mendengarnya. Atau seperti kata Jack Nicholson pada Tom Cruise dalam film A Few Good Men, "You can't handle the truth!". Anda pasti tak bisa menerima kenyataan dari apapun jawaban si dia.
Perpisahan
Ketika perpisahan terjadi, pria tidak akan menanggapinya dengan teriakan, tangisan, hinaan, dan hal-hal lain seperti yang dilakukan perempuan. Meskipun hubungan si dia dengan mantannya dulu sama sekali tidak berhasil, ia tidak ingin mengakhirinya dengan cara yang tidak menyenangkan. Hal ini disebabkan karena ia tak mau dianggap sebagai pria brengsek, kasar, atau tidak bertanggung jawab.
Meskipun pria lah yang menginginkan perpisahan, umumnya mereka tidak ingin hal itu menjadi perpisahan yang buruk. Tentu saja, hal ini tidak terjadi pada pria yang memang punya perangai kurang baik, seperti memiliki banyak kekasih atau senang berbohong.
Pernikahan
Yang dimaksud bukanlah mengapa si dia tak juga menikahi Anda, tetapi karena Anda berharap ia terlibat dalam segala persiapan pernikahan Anda berdua. Dari yang sifatnya "penting" (siapa yang diundang), hingga yang "remeh-temeh" (apa warna taplak mejanya). Ia tahu, "Terserah kamu" bukan jawaban yang Anda inginkan, tetapi ia juga lelah mendengarkan semua hal yang sifatnya detail. Dan, pria memang tidak mampu memikirkan hal-hal yang jelimet dan ribet seperti ini.
Perlu Anda ketahui, sikapnya yang tanpa perlawanan ini bukan karena ia tidak tertarik dengan pernikahan itu sendiri, melainkan karena ia menghargai bahwa pernikahan ini adalah momen penting untuk Anda. Jadi, lakukan saja apa yang Anda mau, dan nikmati.
Pria cenderung menghindar ketika "ditantang" berargumen dengan pasangannya, meskipun biasanya ia akan memenangkannya. Namun, jika tidak ditantang, sebenarnya pria enggan mendebatkan hal-hal tidak penting. Bertengkar, buat mereka, hanya membuang waktu. Karena itu, sebisa mungkin mereka menghindari konflik, terutama konflik yang berkaitan dengan:
Gadget
Banyak pasangan yang lebih suka terpaku pada ponselnya masing-masing saat sedang berkencan. Bila hal itu yang terjadi, mungkin masing-masing pihak tak akan terlalu dikecewakan. Berbeda halnya bila si dia lebih suka memelototi perangkatnya daripada memperhatikan Anda. Pasti Anda merasa tidak dihargai.
Pria memang merasa didorong untuk sukses, untuk menjadi seseorang yang diandalkan, dan untuk terlibat dalam segala hal penting yang terjadi. Ketika Anda menegurnya, mengatakan bahwa seharusnya ia memperhatikan Anda sebanyak ia mengamati benda kesayangannya, ia pasti langsung mundur. Hal ini karena ia lebih baik membuat pilihan antara yang benar dan salah, daripada memilih dua hal yang sama-sama penting (Anda dan Blackberry-nya), namun sebenarnya berbeda.
Mantan
Perempuan memang paling bawel soal ini. Selaluuu... saja ingin tahu seperti apa mantan kekasih pasangannya, apa pekerjaannya, mengapa si dia dulu jatuh cinta dengannya, sampai apa yang membuat mereka berpisah. Sebaliknya, si dia enggan membuka mulut.
Dua sikap yang berbeda inilah yang memicu pertengkaran. Dalam hal ini, tampaknya pria jauh lebih mengerti mengenai diri Anda daripada Anda sendiri. Kalau ia mengatakan sesuatu hal yang positif mengenai mantannya, ia khawatir Anda akan membanding-bandingkan diri. Sedangkan jika ia menyampaikan sesuatu yang negatif, ia takut Anda akan menganggapnya tidak sportif, atau tidak ksatria. Yang lebih penting, Anda akan berpikir mengapa dulu ia memilih kekasih seperti itu.
Pendek kata, apapun jawaban si dia, Anda tak akan puas mendengarnya. Atau seperti kata Jack Nicholson pada Tom Cruise dalam film A Few Good Men, "You can't handle the truth!". Anda pasti tak bisa menerima kenyataan dari apapun jawaban si dia.
Perpisahan
Ketika perpisahan terjadi, pria tidak akan menanggapinya dengan teriakan, tangisan, hinaan, dan hal-hal lain seperti yang dilakukan perempuan. Meskipun hubungan si dia dengan mantannya dulu sama sekali tidak berhasil, ia tidak ingin mengakhirinya dengan cara yang tidak menyenangkan. Hal ini disebabkan karena ia tak mau dianggap sebagai pria brengsek, kasar, atau tidak bertanggung jawab.
Meskipun pria lah yang menginginkan perpisahan, umumnya mereka tidak ingin hal itu menjadi perpisahan yang buruk. Tentu saja, hal ini tidak terjadi pada pria yang memang punya perangai kurang baik, seperti memiliki banyak kekasih atau senang berbohong.
Pernikahan
Yang dimaksud bukanlah mengapa si dia tak juga menikahi Anda, tetapi karena Anda berharap ia terlibat dalam segala persiapan pernikahan Anda berdua. Dari yang sifatnya "penting" (siapa yang diundang), hingga yang "remeh-temeh" (apa warna taplak mejanya). Ia tahu, "Terserah kamu" bukan jawaban yang Anda inginkan, tetapi ia juga lelah mendengarkan semua hal yang sifatnya detail. Dan, pria memang tidak mampu memikirkan hal-hal yang jelimet dan ribet seperti ini.
Perlu Anda ketahui, sikapnya yang tanpa perlawanan ini bukan karena ia tidak tertarik dengan pernikahan itu sendiri, melainkan karena ia menghargai bahwa pernikahan ini adalah momen penting untuk Anda. Jadi, lakukan saja apa yang Anda mau, dan nikmati.
Jangan Anggap Enteng Konflik dalam Pernikahan
Menjalani kehidupan pernikahan tanpa konflik bisa saja terjadi, namun realitasnya hal ini jarang terjadi. Psychology Today menuliskan, di Amerika, setengah dari pernikahan pertama berakhir dengan perceraian, 60 persen pernikahan kedua juga mengalami kegagalan. Anda bisa mencegah kegagalan ini dengan memahami konflik dalam pernikahan dan mencari tahu bagaimana mengelolanya agar hubungan tetap terjaga harmonis.
Sumber konflik dalam pernikahan
Sebuah penelitian yang fokus pada hubungan pernikahan menyebutkan, konflik dalam relasi suami istri tak terelakkan. Sumbernya bisa dari pertengkaran kecil sehari-hari, hubungan dengan keluarga, perbedaan sikap tentang cara membesarkan anak, dan persoalan keuangan. Persoalan ini hampir terjadi pada setiap pasangan menikah, yang tak terhindarkan namun sangat bisa diatasi. Mengenali masalah dan menyadari bahwa relasi suami istri tidak sehat dan perlu diperbaiki bisa memperpanjang usia pernikahan.
Pilihan gaya menghadapi masalah
Terdapat tiga gaya berbeda dalam menghadapi masalah dan konflik dalam relasi pasangan menikah. Mengenali tipe pasangan menghadapi masalah, bisa menjadi salah satu cara untuk membangun hubungan yang lebih sehat. Artinya, saat konflik datang, Anda dan pasangan bisa menemukan teknik yang lebih tepat dalam mencari solusi bersama.
* Pasangan saling membenarkan bahwa ada masalah dalam hubungan pernikahan. Kemudian pasangan bekerjasama dengan cara yang tenang tanpa emosi, fokus pada masalah atau konflik, untuk mencari solusi bersama.
* Pasangan bersitegang dan berselisih paham saat konflik muncul.
* Pasangan bersepakat untuk saling menerima perbedaan sikap dan persepsi masing-masing terhadap masalah.
Dampak negatif konflik pernikahan terhadap anak
Menurut Asosiasi Terapi Pernikahan dan Keluarga Amerika (The American Association for Marriage and Family Therapy/AAMFT), konflik yang terjadi pada pernikahan membawa dampak negatif bagi anak-anak.
Saat konflik terjadi, fokus Anda dan pasangan tak berpusat pada kepentingan anak-anak. Sebagai orangtua mungkin Anda dan suami selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Namun ketika konflik terjadi Anda bingung bagaimana caranya melakukan hal terbaik untuk anak.
AAMFT lebih jauh menjelaskan bahwa ksploitasi terhadap anak bisa terjadi ketika orangtua mengalami konflik pernikahan. Misalnya, anak dijadikan penengah, dijadikan pembawa pesan untuk pasangan, ditanya tentang aktivitas ayah atau ibunya, diberi keyakinan bahwa ayah atau ibunya punya sifat-sifat buruk, bahkan diminta memilih ikut siapa jika ayah-ibunya berpisah.
Perilaku seperti ini akan menimbulkan risiko bagi anak, seperti depresi, kehilangan arah karena tak bisa membedakan benar-salah dari perilaku orangtua, sulit membangun hubungan sosial, dan penurunan prestasi akademik.
Jangan pernah menyepelekan masalah
Asosiasi Psikologi Amerika (The American Psychological Association) menegaskan, pasangan suami istri sebaiknya tidak menyepelekan atau mengabaikan krisis dan konflik. Sebaliknya, hadapi dan selesaikan konflik pernikahan.
Lebih penting lagi adalah, pasangan menikah perlu membangun kehidupan berpasangan lebih positif dengan berbagi intimasi, menemukan identitas pasangan dengan tetap menghargai otonomi masing-masing individu. Komunikasi dan diskusi perlu dibangun terus-menerus dengan pasangan, seperti bagaimana Anda dan pasangan ingin membesarkan anak, memilih sekolah yang tepat, atau lainnya. Saling berbagi, mengetahui dan mendengar bagaimana sikap, pemikiran, dan pendapat pasangan bisa mencegah miskomunikasi dan kesalahpahaman. Dengan membangun relasi seperti ini, pasangan lebih mampu menghadapi konflik. Bahkan konflik mungkin jarang muncul dengan terbentuknya hubungan pernikahan yang sehat.
Kompromi dengan pasangan
Sikap kompromi terhadap pasangan bisa menjadi solusi awal mengatasi konflik. Caranya dengan menyadari dan mengenali apa yang penting bagi pasangan dan lakukan kompromi dengannya. Konflik pernikahan takkan bisa selesai dengan memenangkan sikap Anda atau pasangan. Jika masih saja menemukan jalan buntu, sebaiknya datang bersama pasangan, dengan kesadaran bersama untuk meminta bantuan psikolog atau lembaga konsultasi pernikahan.
Sumber konflik dalam pernikahan
Sebuah penelitian yang fokus pada hubungan pernikahan menyebutkan, konflik dalam relasi suami istri tak terelakkan. Sumbernya bisa dari pertengkaran kecil sehari-hari, hubungan dengan keluarga, perbedaan sikap tentang cara membesarkan anak, dan persoalan keuangan. Persoalan ini hampir terjadi pada setiap pasangan menikah, yang tak terhindarkan namun sangat bisa diatasi. Mengenali masalah dan menyadari bahwa relasi suami istri tidak sehat dan perlu diperbaiki bisa memperpanjang usia pernikahan.
Pilihan gaya menghadapi masalah
Terdapat tiga gaya berbeda dalam menghadapi masalah dan konflik dalam relasi pasangan menikah. Mengenali tipe pasangan menghadapi masalah, bisa menjadi salah satu cara untuk membangun hubungan yang lebih sehat. Artinya, saat konflik datang, Anda dan pasangan bisa menemukan teknik yang lebih tepat dalam mencari solusi bersama.
* Pasangan saling membenarkan bahwa ada masalah dalam hubungan pernikahan. Kemudian pasangan bekerjasama dengan cara yang tenang tanpa emosi, fokus pada masalah atau konflik, untuk mencari solusi bersama.
* Pasangan bersitegang dan berselisih paham saat konflik muncul.
* Pasangan bersepakat untuk saling menerima perbedaan sikap dan persepsi masing-masing terhadap masalah.
Dampak negatif konflik pernikahan terhadap anak
Menurut Asosiasi Terapi Pernikahan dan Keluarga Amerika (The American Association for Marriage and Family Therapy/AAMFT), konflik yang terjadi pada pernikahan membawa dampak negatif bagi anak-anak.
Saat konflik terjadi, fokus Anda dan pasangan tak berpusat pada kepentingan anak-anak. Sebagai orangtua mungkin Anda dan suami selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Namun ketika konflik terjadi Anda bingung bagaimana caranya melakukan hal terbaik untuk anak.
AAMFT lebih jauh menjelaskan bahwa ksploitasi terhadap anak bisa terjadi ketika orangtua mengalami konflik pernikahan. Misalnya, anak dijadikan penengah, dijadikan pembawa pesan untuk pasangan, ditanya tentang aktivitas ayah atau ibunya, diberi keyakinan bahwa ayah atau ibunya punya sifat-sifat buruk, bahkan diminta memilih ikut siapa jika ayah-ibunya berpisah.
Perilaku seperti ini akan menimbulkan risiko bagi anak, seperti depresi, kehilangan arah karena tak bisa membedakan benar-salah dari perilaku orangtua, sulit membangun hubungan sosial, dan penurunan prestasi akademik.
Jangan pernah menyepelekan masalah
Asosiasi Psikologi Amerika (The American Psychological Association) menegaskan, pasangan suami istri sebaiknya tidak menyepelekan atau mengabaikan krisis dan konflik. Sebaliknya, hadapi dan selesaikan konflik pernikahan.
Lebih penting lagi adalah, pasangan menikah perlu membangun kehidupan berpasangan lebih positif dengan berbagi intimasi, menemukan identitas pasangan dengan tetap menghargai otonomi masing-masing individu. Komunikasi dan diskusi perlu dibangun terus-menerus dengan pasangan, seperti bagaimana Anda dan pasangan ingin membesarkan anak, memilih sekolah yang tepat, atau lainnya. Saling berbagi, mengetahui dan mendengar bagaimana sikap, pemikiran, dan pendapat pasangan bisa mencegah miskomunikasi dan kesalahpahaman. Dengan membangun relasi seperti ini, pasangan lebih mampu menghadapi konflik. Bahkan konflik mungkin jarang muncul dengan terbentuknya hubungan pernikahan yang sehat.
Kompromi dengan pasangan
Sikap kompromi terhadap pasangan bisa menjadi solusi awal mengatasi konflik. Caranya dengan menyadari dan mengenali apa yang penting bagi pasangan dan lakukan kompromi dengannya. Konflik pernikahan takkan bisa selesai dengan memenangkan sikap Anda atau pasangan. Jika masih saja menemukan jalan buntu, sebaiknya datang bersama pasangan, dengan kesadaran bersama untuk meminta bantuan psikolog atau lembaga konsultasi pernikahan.
4 Langkah Mengatasi Masalah Pernikahan
Bersikaplah tenang dan atasi emosi untuk mencari solusi konflik pernikahan.Pernikahan merupakan komitmen bersama seumur hidup, termasuk perjuangan pasangan menghadapi berbagai konflik yang terjadi dalam relasi suami istri. Pernikahan yang gagal, umumnya terjadi karena salah satu pihak berhenti mencari solusi untuk masalah yang terjadi, atau tidak memiliki keinginan untuk mencari solusinya.
Padahal, hanya ada dua masalah dalam pernikahan: masalah yang bisa diselesaikan, dan masalah yang tak bisa diselesaikan. Hanya saja, penyelesaiannya tak bisa berlangsung secara instan. Butuh komitmen untuk menghadapi kedua tipe masalah tersebut dengan cara tepat. Bagaimana tekniknya?
1. Klasifikasi masalah
Tentukan tipe masalah dari isunya, isu yang mudah dicari jalan keluarnya, atau jalan keluar yang sulit. Tipe masalah dengan isu tertentu bisa dicari jalan keluarnya dengan kompromi. Kebiasaan buruk pasangan yang seringkali membuat Anda kesal, seperti kebiasaan pasangan meninggalkan kaus kaki kotor sembarangan atau menyimpan benda tidak pada tempatnya, hanyalah masalah ringan. Sedangkan masalah yang sulit dicari jalan keluarnya, contohnya prinsip hidup pasangan yang tidak sejalan dengan Anda, atau nilai-nilai dalam keluarga yang bertentangan dengan nilai-nilai yang Anda anut.
2. Belajar menerima pasangan
Untuk pasangan menikah, belajar menerima pasangan menjadi solusi dari berbagai masalah yang masih bisa terselesaikan dengan kompromi. Sedangkan masalah yang sulit dicari solusinya, umumnya sudah Anda temukan dan tentukan sebelum menikah. Contohnya jika Anda dan pasangan berbeda keyakinan. Apapun keputusan yang dibuat, Anda dan pasangan telah bersepakat menjalani solusi bersama untuk menghindari konflik di kemudian hari. Masalah seperti perbedaan cara berpikir atau nilai-nilai yang dipegang, bisa dicari solusinya dengan diskusi dan kompromi. Pasangan perlu dengan sadar menerima adanya perbedaan tersebut. Jika tidak, hal ini bisa menjadi pemicu perpisahan.
3. Cobalah tenang dan hindari emosi berlebihan
Hadapi masalah dengan tenang, karena cinta bisa menjadi modal utamanya. Klise memang mengatasnamakan cinta untuk mencari solusi berpasangan. Namun cara ini lebih baik dibandingkan menyerang pasangan dengan teriakan atau bersikap defensif. Sikap defensif muncul ketika Anda atau pasangan saling meremehkan karena ketidakmampuannya melakukan apa yang Anda atau dia sukai. Melihat masalah dari diri sendiri dan bukan menyalahkan pasangan juga akan menyelematkan hubungan. Sikap menyalahkan pasangan dengan lebih sering mengatakan pernyataam "kamu" daripada "saya" akan membuat pasangan merasa diserang.
4. Membuat kesepakatan dalam pernikahan
Keputusan untuk menikah sudah dipikirkan dengan matang, begitupun dengan pilihan pasangan bukan? Jadi, konflik pernikahan tidak akan menjadi krisis besar tanpa akhir jika Anda dan dia kembali kepada komitmen yang dibangun bersama saat menikah. Pernikahan sebenarnya sudah menjadi komitmen besar untuk membangun kehidupan berpasangan dengan cara yang sehat. Namun jika memang diperlukan, buatlah perjanjian bersama tentang bagaimana Anda dan pasangan sebaiknya menjalani pernikahan.
Misalnya, membuat perjanjian yang disepakati bersama, untuk tetap menjaga hubungan dengan mengedepankan sikap penuh cinta dan penghargaan. Jadi ketika menghadapi masalah, Anda dan pasangan merujuk kepada komitmen ini, berdiskusi dan kompromi untuk mencari solusi. Bentuk kesepakatan yang lebih detail bisa Anda wujudkan bersama pasangan. Anda dan pasangan tentu lebih mengetahui apa yang seringkali menjadi sumber konflik bukan?
Padahal, hanya ada dua masalah dalam pernikahan: masalah yang bisa diselesaikan, dan masalah yang tak bisa diselesaikan. Hanya saja, penyelesaiannya tak bisa berlangsung secara instan. Butuh komitmen untuk menghadapi kedua tipe masalah tersebut dengan cara tepat. Bagaimana tekniknya?
1. Klasifikasi masalah
Tentukan tipe masalah dari isunya, isu yang mudah dicari jalan keluarnya, atau jalan keluar yang sulit. Tipe masalah dengan isu tertentu bisa dicari jalan keluarnya dengan kompromi. Kebiasaan buruk pasangan yang seringkali membuat Anda kesal, seperti kebiasaan pasangan meninggalkan kaus kaki kotor sembarangan atau menyimpan benda tidak pada tempatnya, hanyalah masalah ringan. Sedangkan masalah yang sulit dicari jalan keluarnya, contohnya prinsip hidup pasangan yang tidak sejalan dengan Anda, atau nilai-nilai dalam keluarga yang bertentangan dengan nilai-nilai yang Anda anut.
2. Belajar menerima pasangan
Untuk pasangan menikah, belajar menerima pasangan menjadi solusi dari berbagai masalah yang masih bisa terselesaikan dengan kompromi. Sedangkan masalah yang sulit dicari solusinya, umumnya sudah Anda temukan dan tentukan sebelum menikah. Contohnya jika Anda dan pasangan berbeda keyakinan. Apapun keputusan yang dibuat, Anda dan pasangan telah bersepakat menjalani solusi bersama untuk menghindari konflik di kemudian hari. Masalah seperti perbedaan cara berpikir atau nilai-nilai yang dipegang, bisa dicari solusinya dengan diskusi dan kompromi. Pasangan perlu dengan sadar menerima adanya perbedaan tersebut. Jika tidak, hal ini bisa menjadi pemicu perpisahan.
3. Cobalah tenang dan hindari emosi berlebihan
Hadapi masalah dengan tenang, karena cinta bisa menjadi modal utamanya. Klise memang mengatasnamakan cinta untuk mencari solusi berpasangan. Namun cara ini lebih baik dibandingkan menyerang pasangan dengan teriakan atau bersikap defensif. Sikap defensif muncul ketika Anda atau pasangan saling meremehkan karena ketidakmampuannya melakukan apa yang Anda atau dia sukai. Melihat masalah dari diri sendiri dan bukan menyalahkan pasangan juga akan menyelematkan hubungan. Sikap menyalahkan pasangan dengan lebih sering mengatakan pernyataam "kamu" daripada "saya" akan membuat pasangan merasa diserang.
4. Membuat kesepakatan dalam pernikahan
Keputusan untuk menikah sudah dipikirkan dengan matang, begitupun dengan pilihan pasangan bukan? Jadi, konflik pernikahan tidak akan menjadi krisis besar tanpa akhir jika Anda dan dia kembali kepada komitmen yang dibangun bersama saat menikah. Pernikahan sebenarnya sudah menjadi komitmen besar untuk membangun kehidupan berpasangan dengan cara yang sehat. Namun jika memang diperlukan, buatlah perjanjian bersama tentang bagaimana Anda dan pasangan sebaiknya menjalani pernikahan.
Misalnya, membuat perjanjian yang disepakati bersama, untuk tetap menjaga hubungan dengan mengedepankan sikap penuh cinta dan penghargaan. Jadi ketika menghadapi masalah, Anda dan pasangan merujuk kepada komitmen ini, berdiskusi dan kompromi untuk mencari solusi. Bentuk kesepakatan yang lebih detail bisa Anda wujudkan bersama pasangan. Anda dan pasangan tentu lebih mengetahui apa yang seringkali menjadi sumber konflik bukan?
5 Rambu Pertengkaran dalam Pernikahan
Wajar jika Anda ingin berteriak saat bertengkar dengan pasangan, namun jangan pernah katakan "Aku benci padamu".
Pertengkaran dalam hubungan pernikahan sangat wajar dan bahkan harus ada. Berbeda pendapat, berselisih faham menjadi bagian tak terpisahkan dalam hubungan pasutri. Justru konflik kecil ini bisa membuat hubungan lebih harmonis lagi.
Pertengkaran yang umum terjadi dalam pernikahan lebih membangun daripada pasangan memendam amarah. Namun ini tak lantas diartikan mentah-mentah bahwa Anda boleh mengumbar marah tanpa mampu mengontrolnya. Mengungkapkan emosi perlu juga disertai dengan kontrol diri. Ini lebih baik daripada menyimpan masalah dari pasangan Anda.
Mengapa pertengkaran wajar hadir dalam pernikahan? Karena pernikahan memang tak mudah. Hubungan berpasangan dalam ikatan perkawinan melibatkan dua individu dengan tingkat emosi dan cara pandang berbeda. Sementara keduanya hidup berdampingan dalam satu atap untuk selamanya. Pengambilan keputusan atau berbagai masalah seputar anak, keuangan, harta hingga seks bisa menjadi sumber perselisihan. Tak apa berselisih namun sebaiknya masih dalam rambu ini:
1. Setiap orang berkesempatan berbicara
Setiap individu dalam hubungan pernikahan memiliki hak mengungkapkan emosi dan pendapatnya. Jika waktunya Anda berbicara, gunakan kesempatan ini dan pasangan perlu mendengarkan Anda. Namun jangan egois, berikan juga kesempatan kepada pasangan untuk menyampaikan maksudnya. Anda juga perlu mendengar dan bukan melulu menguasai pembicaraan. Dengan adanya sikap seperti ini, rasanya apapun pertengkaran yang terjadi tak lantas membuat salah satu pihak sakit hati.
2. Fokuslah pada perasaan Anda
Pertengkaran membawa dampak buruk bagi pasangan menikah jika ucapan negatif. Sampaikanlah ketidaksukaan Anda, namun dengan tetap fokus pada perasaan Anda dan bukan menunjuk kesalahan pasangan. Katakan, seperti apa perasaan Anda saat mengalami permasalahan. Atau sampaikanlah bagaimana perasaan Anda atas sikap pasangan. Dan bukan menjabarkan apa dan bagaimana kesalahan pasangan yang membuat Anda kesal.
3. Tidak mencampuradukkan masalah
Jika konflik yang terjadi dipicu persoalan pembagian tugas dirumah, fokuslah menyelesaikan masalah itu. Bukan lantas mencampuradukkan masalah dengan hal lain, seperti mengaitkan masalah dengan sikap orangtua pasangan misalnya. Selesaikan masalah Anda dan pasangan, bukan membahas masalah lain yang sebenarnya tak terkait dengan konflik awal.
4. Selipkan ungkapan cinta
Bertengkar tak berarti hilangnya rasa cinta terhadap pasangan. Perselisihan menjadi cara mengungkapkan perasaan tentang masalah yang Anda dan pasangan hadapi. Jadi, jangan pernah membiarkan pasangan Anda merasa tak lagi dicintai saat menghadapi perselisihan. Anda boleh marah, teriak, mengumpat namun jangan pernah mengancam atau mengeluarkan kata cerai atau sekadar mengatakan "aku benci padamu".
5. Rehatlah sejenak
Jika Anda dan pasangan menemui jalan buntu, cobalah rehat sejenak. Artinya kalau setelah satu jam perselisihan tak juga menemukan ujung berhentilah bertengkar. Berikan waktu untuk diri sendiri, dan kembalilah membahas masalah setelah beberapa saat.
Pertengkaran dalam hubungan pernikahan sangat wajar dan bahkan harus ada. Berbeda pendapat, berselisih faham menjadi bagian tak terpisahkan dalam hubungan pasutri. Justru konflik kecil ini bisa membuat hubungan lebih harmonis lagi.
Pertengkaran yang umum terjadi dalam pernikahan lebih membangun daripada pasangan memendam amarah. Namun ini tak lantas diartikan mentah-mentah bahwa Anda boleh mengumbar marah tanpa mampu mengontrolnya. Mengungkapkan emosi perlu juga disertai dengan kontrol diri. Ini lebih baik daripada menyimpan masalah dari pasangan Anda.
Mengapa pertengkaran wajar hadir dalam pernikahan? Karena pernikahan memang tak mudah. Hubungan berpasangan dalam ikatan perkawinan melibatkan dua individu dengan tingkat emosi dan cara pandang berbeda. Sementara keduanya hidup berdampingan dalam satu atap untuk selamanya. Pengambilan keputusan atau berbagai masalah seputar anak, keuangan, harta hingga seks bisa menjadi sumber perselisihan. Tak apa berselisih namun sebaiknya masih dalam rambu ini:
1. Setiap orang berkesempatan berbicara
Setiap individu dalam hubungan pernikahan memiliki hak mengungkapkan emosi dan pendapatnya. Jika waktunya Anda berbicara, gunakan kesempatan ini dan pasangan perlu mendengarkan Anda. Namun jangan egois, berikan juga kesempatan kepada pasangan untuk menyampaikan maksudnya. Anda juga perlu mendengar dan bukan melulu menguasai pembicaraan. Dengan adanya sikap seperti ini, rasanya apapun pertengkaran yang terjadi tak lantas membuat salah satu pihak sakit hati.
2. Fokuslah pada perasaan Anda
Pertengkaran membawa dampak buruk bagi pasangan menikah jika ucapan negatif. Sampaikanlah ketidaksukaan Anda, namun dengan tetap fokus pada perasaan Anda dan bukan menunjuk kesalahan pasangan. Katakan, seperti apa perasaan Anda saat mengalami permasalahan. Atau sampaikanlah bagaimana perasaan Anda atas sikap pasangan. Dan bukan menjabarkan apa dan bagaimana kesalahan pasangan yang membuat Anda kesal.
3. Tidak mencampuradukkan masalah
Jika konflik yang terjadi dipicu persoalan pembagian tugas dirumah, fokuslah menyelesaikan masalah itu. Bukan lantas mencampuradukkan masalah dengan hal lain, seperti mengaitkan masalah dengan sikap orangtua pasangan misalnya. Selesaikan masalah Anda dan pasangan, bukan membahas masalah lain yang sebenarnya tak terkait dengan konflik awal.
4. Selipkan ungkapan cinta
Bertengkar tak berarti hilangnya rasa cinta terhadap pasangan. Perselisihan menjadi cara mengungkapkan perasaan tentang masalah yang Anda dan pasangan hadapi. Jadi, jangan pernah membiarkan pasangan Anda merasa tak lagi dicintai saat menghadapi perselisihan. Anda boleh marah, teriak, mengumpat namun jangan pernah mengancam atau mengeluarkan kata cerai atau sekadar mengatakan "aku benci padamu".
5. Rehatlah sejenak
Jika Anda dan pasangan menemui jalan buntu, cobalah rehat sejenak. Artinya kalau setelah satu jam perselisihan tak juga menemukan ujung berhentilah bertengkar. Berikan waktu untuk diri sendiri, dan kembalilah membahas masalah setelah beberapa saat.
Tipe Pernikahan yang Bahagia
Hubungan pernikahan lebih sehat dengan saling memahami emosi pasangan, membangun komunikasi dan berkompromi.
Sopan santun ternyata juga diperlukan dalam hubungan pernikahan. Kata kunci inilah yang mampu melanggengkan pernikahan. Betapapun Anda dan pasangan berbeda pendapat dan pandangan, namun jika tetap mengedepankan kesopanan dan kesantunan, rasanya perbedaan dua individu masih bisa dikompromikan.
John Gottman, PhD, profesor bidang psikologi dari University of Washington bersama penulis Nan Silver, menyebutkan sejumlah contoh pernikahan dan bagaimana agar pasangan bisa melewati konflik dalam rumah tangga.
Gottman menjelaskan saat humor tak lagi hadir dalam hubungan berpasangan dan kritik mendominasi, maka yang terjadi adalah komunikasi pasangan menikah menjadi terhambat. Sikap saling menghargai juga mulai menghilang, diikuti perasaan dan pikiran negatif pada diri pasangan.
Setiap pasangan umumnya pernah berada dalam situasi konflik yang terpicu dari pertengkaran kecil seharian. Namun bagaimana mengatasi konflik dan menjaga keutuhan hubungan, akan menentukan sesehat apa sebuah pernikahan. Seperti yang terjadi pada pasangan dengan berbagai karakter dan perbedaan usia berikut ini:
1. Suami-istri berusia 30 tahun, berasal dari keluarga minim komunikasi
Dengan latar belakang keluarga yang sama, pasangan ini membangun komunikasi lebih baik dan menjadikannya prioritas dalam hubungan. Pasangan ini tentu saja pernah mengalami pertengkaran, namun sebelum amarah meningkat, keduanya lebih memfokuskan masalah dengan masing-masing perbedaan yang memunculkan konflik. Artinya, untuk menghindari adu mulut, justru pasangan ini menghadapi perbedaan dengan membuat semacam konferensi untuk menjelaskan masing-masing perspektif dalam melihat suatu masalah. Akhirnya, pasangan tipe ini menghasilkan kompromi dan hubungan tetap terjaga harmonis.
2. Suami 40 tahun dan istri 25 tahun, sering bertengkar
Suami-istri ini mengaku frekuensi pertengkaran mereka lebih sering daripada rata-rata pasangan menikah. Kecenderungannya, pasangan ini seringkali saling menginterupsi, membela diri, dan tidak mendengarkan pendapat pasangan. Betapapun kisruhnya suasana namun akhirnya pasangan ini mampu mengambil suara yang sama. Caranya, mereka lebih sering bersama untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Artinya frekuensi pertengkaran masih lebih kecil dibandingkan suasana menyenangkan yang dibangun pasangan ini. Tipe pasangan menikah seperti ini toh tetap mampu menjaga hubungan tetap sehat.
3. Suami 29 tahun dan istri 27 tahun, memiliki waktu untuk diri sendiri
Pasangan ini menghargai waktu privat untuk diri sendiri. Meskipun sejak awal saling mengenal, keduanya merasa memiliki kegemaran dan banyak hal lain yang sama. Pasangan ini bisa dikatakan sangat kompak dalam segala hal. Namun, mereka pun menikmati dan menghargai privasi dan memberikan keleluasaan kepada pasangan untuk menikmati waktunya sendiri, tanpa perlu selamanya berduaan. Alhasil, keduanya merasa jarang bertengkar. Jikapun mengalami pertengkaran, keduanya memutuskan untuk menenangkan diri dengan melakukan aktivitas masing-masing, seperti joging sendiri. Cara ini diakui keduanya lebih mampu meredakan masalah daripada adu mulut saat tensi mulai meninggi.
Menurut Gottman, tipe pasangan pertama menekankan komunikasi dan kompromi dalam pernikahannya. Hubungan pernikahan seperti ini paling ideal dibandingkan kedua tipe lainnya, meskipun semua tipe tadi tetap berhasil mempertahankan hubungan pernikahan yang sehat. Idealitas dalam hubungan pernikahan terbangun dengan kemampuan mengontrol diri. Artinya, meski pasangan terlibat dalam pembicaraan serius, keduanya tetap mampu mengontrol diri.
Bersikap tenang, saling mendengar dan memahami emosi pasangan, menjadi kunci sukses hubungan pernikahan yang sehat. Cara ini bisa mengurangi perdebatan dan pertengkaran antara suami-istri.
Sopan santun ternyata juga diperlukan dalam hubungan pernikahan. Kata kunci inilah yang mampu melanggengkan pernikahan. Betapapun Anda dan pasangan berbeda pendapat dan pandangan, namun jika tetap mengedepankan kesopanan dan kesantunan, rasanya perbedaan dua individu masih bisa dikompromikan.
John Gottman, PhD, profesor bidang psikologi dari University of Washington bersama penulis Nan Silver, menyebutkan sejumlah contoh pernikahan dan bagaimana agar pasangan bisa melewati konflik dalam rumah tangga.
Gottman menjelaskan saat humor tak lagi hadir dalam hubungan berpasangan dan kritik mendominasi, maka yang terjadi adalah komunikasi pasangan menikah menjadi terhambat. Sikap saling menghargai juga mulai menghilang, diikuti perasaan dan pikiran negatif pada diri pasangan.
Setiap pasangan umumnya pernah berada dalam situasi konflik yang terpicu dari pertengkaran kecil seharian. Namun bagaimana mengatasi konflik dan menjaga keutuhan hubungan, akan menentukan sesehat apa sebuah pernikahan. Seperti yang terjadi pada pasangan dengan berbagai karakter dan perbedaan usia berikut ini:
1. Suami-istri berusia 30 tahun, berasal dari keluarga minim komunikasi
Dengan latar belakang keluarga yang sama, pasangan ini membangun komunikasi lebih baik dan menjadikannya prioritas dalam hubungan. Pasangan ini tentu saja pernah mengalami pertengkaran, namun sebelum amarah meningkat, keduanya lebih memfokuskan masalah dengan masing-masing perbedaan yang memunculkan konflik. Artinya, untuk menghindari adu mulut, justru pasangan ini menghadapi perbedaan dengan membuat semacam konferensi untuk menjelaskan masing-masing perspektif dalam melihat suatu masalah. Akhirnya, pasangan tipe ini menghasilkan kompromi dan hubungan tetap terjaga harmonis.
2. Suami 40 tahun dan istri 25 tahun, sering bertengkar
Suami-istri ini mengaku frekuensi pertengkaran mereka lebih sering daripada rata-rata pasangan menikah. Kecenderungannya, pasangan ini seringkali saling menginterupsi, membela diri, dan tidak mendengarkan pendapat pasangan. Betapapun kisruhnya suasana namun akhirnya pasangan ini mampu mengambil suara yang sama. Caranya, mereka lebih sering bersama untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Artinya frekuensi pertengkaran masih lebih kecil dibandingkan suasana menyenangkan yang dibangun pasangan ini. Tipe pasangan menikah seperti ini toh tetap mampu menjaga hubungan tetap sehat.
3. Suami 29 tahun dan istri 27 tahun, memiliki waktu untuk diri sendiri
Pasangan ini menghargai waktu privat untuk diri sendiri. Meskipun sejak awal saling mengenal, keduanya merasa memiliki kegemaran dan banyak hal lain yang sama. Pasangan ini bisa dikatakan sangat kompak dalam segala hal. Namun, mereka pun menikmati dan menghargai privasi dan memberikan keleluasaan kepada pasangan untuk menikmati waktunya sendiri, tanpa perlu selamanya berduaan. Alhasil, keduanya merasa jarang bertengkar. Jikapun mengalami pertengkaran, keduanya memutuskan untuk menenangkan diri dengan melakukan aktivitas masing-masing, seperti joging sendiri. Cara ini diakui keduanya lebih mampu meredakan masalah daripada adu mulut saat tensi mulai meninggi.
Menurut Gottman, tipe pasangan pertama menekankan komunikasi dan kompromi dalam pernikahannya. Hubungan pernikahan seperti ini paling ideal dibandingkan kedua tipe lainnya, meskipun semua tipe tadi tetap berhasil mempertahankan hubungan pernikahan yang sehat. Idealitas dalam hubungan pernikahan terbangun dengan kemampuan mengontrol diri. Artinya, meski pasangan terlibat dalam pembicaraan serius, keduanya tetap mampu mengontrol diri.
Bersikap tenang, saling mendengar dan memahami emosi pasangan, menjadi kunci sukses hubungan pernikahan yang sehat. Cara ini bisa mengurangi perdebatan dan pertengkaran antara suami-istri.
Menghadapi Tantangan di Awal Pernikahan
Saat Anda dan dia bertukar ikrar, berarti sama-sama berjanji untuk mengarungi kehidupan pernikahan bersama. Jangan menyerah di awal.
Kata-kata "And they live happily ever after" hanya ada di dongeng-dongeng putri yang akhirnya hidup bahagia bersama pangerannya. Di kehidupan nyata? Tidak semudah itu. Ada banyak tantangan yang tak akan berhenti datang di kehidupan pernikahan. Termasuk menghadapi pasangan.
Meski Anda dan dia sudah berpacaran bertahun-tahun, hal ini tidak menjamin akan kelanggengan dan kebahagiaan kehidupan pernikahan. Menurut Adriana S. Ginanjar, psikolog dari Universitas Indonesia dalam buku Mari Bicara, tantangan sering muncul dalam awal pernikahan. Masalah terumum adalah dalam penyesuaian diri terhadap peran baru sebagai suami dan istri. Bukan hal mudah, karena akan ada perbedaan dari kebiasaan sehari-hari, harapan terhadap pernikahan, cara berkomunikasi, serta nilai-nilai kehidupan.
Dalam film-film, sering dikatakan, kekuatan cinta akan mengalahkan segala rintangan. Namun di kenyataan, itu tidak akan cukup. Pasangan yang tak siap menghadapi adaptasi di awal pernikahan seringkali memandang konflik sebagai sinyal bahwa cinta telah padam dan pernikahan sudah di ambang kehancuran. Perbedaan yang dulu dipandang sebagai hal unik mulai menjadi biang keladi.
Adriana mengatakan, salah satu kunci keberhasilan penyesuaian diri adalah menyadari perbedaan di antara keduanya merupakan hal normal dan penting bagi pemenuhan kebutuhan masing-masing. Saat memilih pasangan di masa pacaran, pasti terjadi pemilihan kualitas yang tak Anda miliki agar merasa lebih penuh. Maka, supaya tidak memperbesar masalah, jangan lari dari hal itu, tetapi pegang dalam pikiran, bahwa tak akan terdapat kesamaan visi jika sama-sama bersikeras. Disarankan untuk sama-sama memperbesar toleransi dan penerimaan. Bila pasangan berusaha saling menerima perbedaan dan akhirnya menghargai keunikan masing-masing, maka pernikahan akan berjalan harmonis.
Inspirasi dan strategi beradaptasi di awal pernikahan dari buku Mari Bicara:
* Proses adaptasi sebagai pasangan baru selalu diwarnai konflik dan perbedaan pendapat. Jangan memasang target tinggi, dan bersikaplah santai dalam menghadapi masalah.
* Pikirkan dan selalu memusatkan pikiran pada hal positif pasangan. Kurangi membesarkan perbedaan apalagi mengubah pasangan supaya sesuai gambaran Anda.
* Diskusikan pandangan dan nilai-nilai untuk menjalani pernikahan. Mulai dari tugas-tugas suami dan istri, rencana punya anak, pengelolaan keuangan, pengembangan karier, kehidupan beragama, juga hubungan dengan kerabat.
* Jalin hubungan baik dengan keluarga pasangan. Ini dimaksudkan untuk lebih mengenal si dia lebih dalam.
* Ungkapkan cinta pada pasangan lewat beragam hal. Dari kecupan, kata-kata, sentuhan, memberikan bantuan, dan kejutan kecil lain yang menyenangkan.
* Hindari menjelek-jelekkan keluarga pasangan atau menantang untuk bercerai bila sedang terbawa emosi. Dua hal ini menimbulkan sakit hati mendalam.
* Bersabarlah meski perbedaan dan prosesnya berat. Jangan lupa untuk menghargai usaha pasangan.
Kata-kata "And they live happily ever after" hanya ada di dongeng-dongeng putri yang akhirnya hidup bahagia bersama pangerannya. Di kehidupan nyata? Tidak semudah itu. Ada banyak tantangan yang tak akan berhenti datang di kehidupan pernikahan. Termasuk menghadapi pasangan.
Meski Anda dan dia sudah berpacaran bertahun-tahun, hal ini tidak menjamin akan kelanggengan dan kebahagiaan kehidupan pernikahan. Menurut Adriana S. Ginanjar, psikolog dari Universitas Indonesia dalam buku Mari Bicara, tantangan sering muncul dalam awal pernikahan. Masalah terumum adalah dalam penyesuaian diri terhadap peran baru sebagai suami dan istri. Bukan hal mudah, karena akan ada perbedaan dari kebiasaan sehari-hari, harapan terhadap pernikahan, cara berkomunikasi, serta nilai-nilai kehidupan.
Dalam film-film, sering dikatakan, kekuatan cinta akan mengalahkan segala rintangan. Namun di kenyataan, itu tidak akan cukup. Pasangan yang tak siap menghadapi adaptasi di awal pernikahan seringkali memandang konflik sebagai sinyal bahwa cinta telah padam dan pernikahan sudah di ambang kehancuran. Perbedaan yang dulu dipandang sebagai hal unik mulai menjadi biang keladi.
Adriana mengatakan, salah satu kunci keberhasilan penyesuaian diri adalah menyadari perbedaan di antara keduanya merupakan hal normal dan penting bagi pemenuhan kebutuhan masing-masing. Saat memilih pasangan di masa pacaran, pasti terjadi pemilihan kualitas yang tak Anda miliki agar merasa lebih penuh. Maka, supaya tidak memperbesar masalah, jangan lari dari hal itu, tetapi pegang dalam pikiran, bahwa tak akan terdapat kesamaan visi jika sama-sama bersikeras. Disarankan untuk sama-sama memperbesar toleransi dan penerimaan. Bila pasangan berusaha saling menerima perbedaan dan akhirnya menghargai keunikan masing-masing, maka pernikahan akan berjalan harmonis.
Inspirasi dan strategi beradaptasi di awal pernikahan dari buku Mari Bicara:
* Proses adaptasi sebagai pasangan baru selalu diwarnai konflik dan perbedaan pendapat. Jangan memasang target tinggi, dan bersikaplah santai dalam menghadapi masalah.
* Pikirkan dan selalu memusatkan pikiran pada hal positif pasangan. Kurangi membesarkan perbedaan apalagi mengubah pasangan supaya sesuai gambaran Anda.
* Diskusikan pandangan dan nilai-nilai untuk menjalani pernikahan. Mulai dari tugas-tugas suami dan istri, rencana punya anak, pengelolaan keuangan, pengembangan karier, kehidupan beragama, juga hubungan dengan kerabat.
* Jalin hubungan baik dengan keluarga pasangan. Ini dimaksudkan untuk lebih mengenal si dia lebih dalam.
* Ungkapkan cinta pada pasangan lewat beragam hal. Dari kecupan, kata-kata, sentuhan, memberikan bantuan, dan kejutan kecil lain yang menyenangkan.
* Hindari menjelek-jelekkan keluarga pasangan atau menantang untuk bercerai bila sedang terbawa emosi. Dua hal ini menimbulkan sakit hati mendalam.
* Bersabarlah meski perbedaan dan prosesnya berat. Jangan lupa untuk menghargai usaha pasangan.
Daftar Pertanyaan untuk Tunangan
Terbukalah dengan tunangan mengenai berbagai persoalan agar lebih mudah berkompromi dan menerima diri memasuki jenjang pernikahan nanti.
Ketika hubungan semakin serius menuju jenjang pernikahan, saatnya mengenal pasangan lebih jauh ke dalam dirinya. Kesesuaian pandangan dan cara berpikir akan memudahkan Anda dan pasangan mengatasi berbagai masalah nantinya.
Penelitian telah membuktikan bahwa tak ada perbedaan antara pasangan menikah yang langgeng dan mereka yang akhirnya bercerai. Keduanya sama-sama mengalami konflik dalam pernikahan. Pasangan menikah yang berhasil bertahan adalah mereka yang mampu menghadapi konflik lebih baik karena saling menerima dan mengenal pasangan lebih jauh.
Menurut Amy Spencer, pakar hubungan (relationship), sejumlah pertanyaan ini sebaiknya Anda diskusikan bersama tunangan. Tujuannya adalah untuk lebih jauh mengenal dan menerima pasangan sepenuh hati jika memang sudah telanjur jatuh cinta. Atau jika cukup berani, Anda bisa saja tak melanjutkan hubungan karena perbedaan perspektif yang dirasa tak mudah dikompromikan nantinya. Hal ini lebih baik daripada tetap menikah, tetapi Anda menyimpan masalah, bukan?
Seputar keuangan
Bagaimana cara kita mengatur keuangan? Inilah pertanyaan utama yang perlu Anda bahas bersama tunangan, lalu menentukan siapa pembuat keputusan dalam keuangan, dan apakah tunangan memiliki utang yang memberatkan.
Persoalan keuangan bukan masalah sepele. Memahami bagaimana kondisi keuangan pasangan dan kesepakatan berdua untuk nantinya mengatasi masalah keuangan akan lebih memudahkan hubungan. Dengan mengenal pasangan dan kondisi keuangannya, Anda tentu lebih bersiap berkompromi dan menjalani kehidupan pernikahan.
Seputar tugas di rumah
Siapa yang berperan mengurus rumah? Dengan dialog dan kesepakatan yang dibangun sejak awal, Anda dan pasangan takkan melemparkan tugas di kemudian hari saat sudah menikah. Membayar jasa pekerja rumah tangga atau berbagi peran demi alasan penghematan? Kedua cara ini bisa menjadi pilihan, atau Anda dan pasangan mencari kesepakatan lainnya. Apa pun pilihannya, pastikan Anda sudah mendiskusikan hal yang terkesan sepele, tetapi bisa menjadi sumber konflik rumah tangga ini.
Hubungan dengan keluarga
Sejauh mana keluarga atau kerabat bisa terlibat dalam kehidupan rumah tangga Anda nantinya? Inilah pertanyaan yang perlu juga diajukan kepada tunangan. Anda dan pasangan perlu memiliki kesepakatan bersama tentang batasan campur tangan keluarga Anda atau tunangan. Bahkan, menurut Spencer, Anda juga bisa lebih detail membahas masalah ini. Misalnya, seberapa sering sebaiknya Anda dan pasangan mengunjungi keluarga? Adakah kemungkinan nantinya orangtua tinggal bersama Anda dan pasangan, sehari, atau bahkan permanen? Hal ini perlu dibuatkan kesepakatan dan kompromi. Terutama bagi Anda pasangan mandiri yang ingin membangun dunia kecil bersama pasangan dan keturunan Anda kelak.
Soal anak
Apakah tunangan ingin segera mendapatkan anak? Berapa banyak? Apakah agama harus menjadi fondasi dasar untuk anak-anak? Haruskah salah satu dari kita tinggal di rumah untuk mengurus anak? Siapa yang sebaiknya menjalani peran ini? Inilah sejumlah pertanyaan seputar anak yang perlu disampaikan kepada tunangan.
Pertanyaan yang sama juga mungkin datang dari orang lain terhadap Anda dan pasangan. Dengan kesesuaian berpikir, Anda dan pasangan akan kompak menjawab jika pertanyaan ini diajukan. Soal anak cukup sensitif, bukan? Apalagi jika Anda dan pasangan sepakat untuk menunda kehamilan karena berbagai alasan yang sudah disepakati. Anda dan pasangan bisa merespons komentar orang lain dengan kompak jika sudah ada kompromi dan kesepakatan di awal.
Seks
Hubungan seks bagi pasangan menikah rasanya lahir alamiah nantinya. Namun, tak ada salahnya menanyakan soal seks kepada tunangan, seperti seberapa sering aktivitas seks akan dilakukan nantinya? Harapan dari setiap individu bisa disampaikan dengan terbukanya dialog. Anda, begitu pun pasangan, bisa mengetahui seperti apa kebutuhan seksualitas setiap individu. Dengan begitu, Anda lebih bisa memahami pasangan. Keharmonisan pernikahan, salah satunya juga dipengaruhi faktor seks, Anda sepakat?
Konsultasi pernikahan
Pasangan semestinya sudah siap dengan berbagai problematika pernikahan yang akan dihadapi nantinya. Bagaimana cara Anda dan pasangan untuk mengatasi berbagai masalah juga perlu dipersiapkan. Setidaknya dengan mendiskusikannya bersama tunangan. Salah satu pertanyaan yang bisa diajukan adalah bersediakah tunangan Anda mengikuti kelas konsultasi pernikahan atau bahkan terapi jika suatu ketika Anda berdua membutuhkan bantuan?
Membuka diri dengan memahami pasangan lebih mendetail berdampak positif pada kesiapan mental untuk menikah. Anda dan tunangan pun lebih siap menghadapi berbagai konflik hubungan berpasangan, kini dan nanti.
Ketika hubungan semakin serius menuju jenjang pernikahan, saatnya mengenal pasangan lebih jauh ke dalam dirinya. Kesesuaian pandangan dan cara berpikir akan memudahkan Anda dan pasangan mengatasi berbagai masalah nantinya.
Penelitian telah membuktikan bahwa tak ada perbedaan antara pasangan menikah yang langgeng dan mereka yang akhirnya bercerai. Keduanya sama-sama mengalami konflik dalam pernikahan. Pasangan menikah yang berhasil bertahan adalah mereka yang mampu menghadapi konflik lebih baik karena saling menerima dan mengenal pasangan lebih jauh.
Menurut Amy Spencer, pakar hubungan (relationship), sejumlah pertanyaan ini sebaiknya Anda diskusikan bersama tunangan. Tujuannya adalah untuk lebih jauh mengenal dan menerima pasangan sepenuh hati jika memang sudah telanjur jatuh cinta. Atau jika cukup berani, Anda bisa saja tak melanjutkan hubungan karena perbedaan perspektif yang dirasa tak mudah dikompromikan nantinya. Hal ini lebih baik daripada tetap menikah, tetapi Anda menyimpan masalah, bukan?
Seputar keuangan
Bagaimana cara kita mengatur keuangan? Inilah pertanyaan utama yang perlu Anda bahas bersama tunangan, lalu menentukan siapa pembuat keputusan dalam keuangan, dan apakah tunangan memiliki utang yang memberatkan.
Persoalan keuangan bukan masalah sepele. Memahami bagaimana kondisi keuangan pasangan dan kesepakatan berdua untuk nantinya mengatasi masalah keuangan akan lebih memudahkan hubungan. Dengan mengenal pasangan dan kondisi keuangannya, Anda tentu lebih bersiap berkompromi dan menjalani kehidupan pernikahan.
Seputar tugas di rumah
Siapa yang berperan mengurus rumah? Dengan dialog dan kesepakatan yang dibangun sejak awal, Anda dan pasangan takkan melemparkan tugas di kemudian hari saat sudah menikah. Membayar jasa pekerja rumah tangga atau berbagi peran demi alasan penghematan? Kedua cara ini bisa menjadi pilihan, atau Anda dan pasangan mencari kesepakatan lainnya. Apa pun pilihannya, pastikan Anda sudah mendiskusikan hal yang terkesan sepele, tetapi bisa menjadi sumber konflik rumah tangga ini.
Hubungan dengan keluarga
Sejauh mana keluarga atau kerabat bisa terlibat dalam kehidupan rumah tangga Anda nantinya? Inilah pertanyaan yang perlu juga diajukan kepada tunangan. Anda dan pasangan perlu memiliki kesepakatan bersama tentang batasan campur tangan keluarga Anda atau tunangan. Bahkan, menurut Spencer, Anda juga bisa lebih detail membahas masalah ini. Misalnya, seberapa sering sebaiknya Anda dan pasangan mengunjungi keluarga? Adakah kemungkinan nantinya orangtua tinggal bersama Anda dan pasangan, sehari, atau bahkan permanen? Hal ini perlu dibuatkan kesepakatan dan kompromi. Terutama bagi Anda pasangan mandiri yang ingin membangun dunia kecil bersama pasangan dan keturunan Anda kelak.
Soal anak
Apakah tunangan ingin segera mendapatkan anak? Berapa banyak? Apakah agama harus menjadi fondasi dasar untuk anak-anak? Haruskah salah satu dari kita tinggal di rumah untuk mengurus anak? Siapa yang sebaiknya menjalani peran ini? Inilah sejumlah pertanyaan seputar anak yang perlu disampaikan kepada tunangan.
Pertanyaan yang sama juga mungkin datang dari orang lain terhadap Anda dan pasangan. Dengan kesesuaian berpikir, Anda dan pasangan akan kompak menjawab jika pertanyaan ini diajukan. Soal anak cukup sensitif, bukan? Apalagi jika Anda dan pasangan sepakat untuk menunda kehamilan karena berbagai alasan yang sudah disepakati. Anda dan pasangan bisa merespons komentar orang lain dengan kompak jika sudah ada kompromi dan kesepakatan di awal.
Seks
Hubungan seks bagi pasangan menikah rasanya lahir alamiah nantinya. Namun, tak ada salahnya menanyakan soal seks kepada tunangan, seperti seberapa sering aktivitas seks akan dilakukan nantinya? Harapan dari setiap individu bisa disampaikan dengan terbukanya dialog. Anda, begitu pun pasangan, bisa mengetahui seperti apa kebutuhan seksualitas setiap individu. Dengan begitu, Anda lebih bisa memahami pasangan. Keharmonisan pernikahan, salah satunya juga dipengaruhi faktor seks, Anda sepakat?
Konsultasi pernikahan
Pasangan semestinya sudah siap dengan berbagai problematika pernikahan yang akan dihadapi nantinya. Bagaimana cara Anda dan pasangan untuk mengatasi berbagai masalah juga perlu dipersiapkan. Setidaknya dengan mendiskusikannya bersama tunangan. Salah satu pertanyaan yang bisa diajukan adalah bersediakah tunangan Anda mengikuti kelas konsultasi pernikahan atau bahkan terapi jika suatu ketika Anda berdua membutuhkan bantuan?
Membuka diri dengan memahami pasangan lebih mendetail berdampak positif pada kesiapan mental untuk menikah. Anda dan tunangan pun lebih siap menghadapi berbagai konflik hubungan berpasangan, kini dan nanti.
Langganan:
Postingan (Atom)